Yoko Ono terbitkan buku seni konseptual "Acorn"

3 Juli 2013 15:55 WIB
Yoko Ono terbitkan buku seni konseptual "Acorn"
John Lennon dan Yoko Ono tahun 1980. (Wikimedia Commons/Jack Mitchel)

Saya kembali dengan cara ini karena saya benar-benar percaya jika membaca buku adalah pengalaman yang sama sekali berbeda dari hanya sekadar melihat di internet dan bagaimana informasi anda terima, komunikasi

New York (ANTARA News) - Hampir 50 tahun setelah menulis buku seni konseptual "Grapefruit", penulis, artis dan aktivis perdamaian Yoko Ono telah merilis sekuel yang diharapkannya dapat menginspirasi orang dan membuat mereka berpikir dan membaca.

"Acorn", sebuah buku yang berisi 100 "puisi instruksional" dan gambar yang akan diterbitkan pada tanggal 15 Juli itu, adalah karya tentang masa lalu, menurut janda personel Beatles John Lennon tersebut, karena itu adalah sesuatu yang awalnya diciptakan untuk internet pada 1990-an.

Setiap hari, selama 100 hari, ia mengomunikasikan ide yang berbeda bagi orang-orang untuk dieksplorasi. Dia sekarang menyusunnya dalam sebuah buku.

"Saya suka ide ini karena banyak orang yang tidak lagi membaca buku. Mereka hanya menggunakan komputer," kata Ono, yang berusia 80 tahun awal tahun ini, dalam sebuah wawancara.

Setiap instruksi disertai dengan gambar titik yang memberi pembaca "pekerjaan lebih lanjut bagi otak", kata Ono. Instruksi dan ilustrasi itu akan menantang pembaca untuk melihat dunia di sekitar mereka dengan cara yang berbeda.

Sepotong Langit VIII

Duduk di bawah langit biru.

Biarkan kepala Anda terbuka

dan kosong.

Biarkan ide-ide datang kepada Anda.

Hargai mereka.

Seperti "Grapefruit", yang diterbitkan pada tahun 1964, buku baru Ono kali ini dibagi menjadi beberapa bagian seperti Sky Piece, Work Piece, Watch Piece, dan Cleaning Piece. Dia menjabarkan setiap instruksi sebagai "puisi dalam tindakan."

Meskipun pada awalnya ia khawatir jika "Acorn" tidak akan sebagus pendahulunya, dia pikir kali ini mungkin justru lebih baik.

"Saya berpikir bahwa pada tingkat organik, ini lebih halus," katanya, seperti yang dikutip dari Reuters

Selain kegiatan sastranya, Ono, yang terkenal mementaskan "bed-ins" untuk perdamaian dengan Lennon di Amsterdam dan Montreal pada tahun 1969, masih berkampanye untuk hal-hal yang diyakininya.

Awal tahun ini, dia membagi pendapatnya melalui jejaring sosial tentang kekerasan senjata dan mengunggah foto kacamata bernoda darah yang tampaknya dikenakan oleh Lennon ketika ia ditembak mati di New York pada Desember 1980.


Penerjemah: GNC Aryani


Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013