• Beranda
  • Berita
  • Perempuan adalah korban rokok, jangan hanya diam

Perempuan adalah korban rokok, jangan hanya diam

10 Juli 2013 15:07 WIB
Perempuan adalah korban rokok, jangan hanya diam
Seorang warga menunjukan pin saat Komnas Pengendalian Tembakau menggelar peringatan hari tanpa tembakau sedunia (HTTS) 2013 di Jakarta, Minggu (2/6)(ANTARA FOTO/Zabur Karuru)

Tidak ada satu pun penelitian yang menyatakan rokok itu sehat."

Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Dewi Motik Pramono mengajak perempuan Indonesia tidak tinggal diam dan pasrah menjadi salah satu korban rokok.

"Asap rokok sangat berbahaya. Merusak masa depan bangsa. Anak-anak kitalah korban rokok selanjutnya," kata Dewi Motik Pramono di Jakarta, Rabu.

Kowani bekerja sama dengan Komisi Nasional Pengendalian Tembakau (Komnas PT) mengadakan "capacity building" kepada kelompok perempuan tentang pengendalian tembakau.

Dewi mengatakan salah satu upaya yang bisa dilakukan kelompok perempuan adalah terus melakukan sosialisasi mengenai bahaya merokok. Selain itu, berupaya mencegah keluarganya agar tidak menyentuh rokok.

"Kalau ada niat pasti ada jalan. Tidak ada satu pun penelitian yang menyatakan rokok itu sehat. Semua agama juga mengatakan semua zat yang membahayakan tubuh adalah haram," tuturnya.

Dewi menyatakan keprihatinannya terhadap masyarakat Indonesia yang sangat permisif dengan rokok. Amerika Serikat, yang industri rokoknya begitu berkuasa, saja akhirnya bisa menghentikan produksi rokoknya.

"Yang kurang ajar, pabrik rokok Amerika pindah ke Indonesia. Saya juga kecewa dengan wakil rakyat di DPR yang digaji dengan uang rakyat, malah membela kepentingan industri rokok," katanya.

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013