"Pemanfaatan sampah-sampah ini juga dapat diubah menjadi energi, maka prinsip penggunaan sampah untuk energi nantinya diterapkan di wilayah industri IKN. Dengan demikian, di wilayah industri tersebut penerapan sampah menjadi energi (waste to energy) bisa dapat dilaksanakan," kata Direktur Transformasi Hijau OIKN Agus Gunawan dalam seminar daring di Jakarta, Rabu.
Agus juga mengatakan, ketika membahas tentang energi, tentu saja perlu juga untuk membahas beberapa sumber energi yang mungkin menjadi cadangan ataupun pemanfaatan dari sektor lainnya, misalnya sektor limbah.
Selain berusaha untuk tidak terjadinya timbunan sampah yang besar atau agar masyarakat untuk tidak memproduksi sampah yang baru di IKN, maka sampah yang sudah terbentuk perlu diubah menjadi energi, selain dilakukan digunakan ulang (reuse) atau didaur ulang (recycle).
"Ini menjadi penerapan maupun penggunaan energi baru terbarukan (EBT) pada industri, kemudian juga menjadi isu untuk aksi mitigasi, kemudian menjalankan ekonomi sirkuler dari sektor limbah," kata Agus.
Sebagai informasi, teknologi waste to energy mengubah sampah menjadi energi yang dapat dimanfaatkan, sehingga mampu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Selain itu teknologi waste to energy juga dapat berkontribusi pada bauran energi yang lebih berkelanjutan.
IKN sendiri menargetkan untuk mengelola 60 persen sampah dengan menggunakan konsep pengelolaan sampah reduce, reuse and recycle (3R) serta pendekatan ekonomi sirkular.
Strategi ini mengelola sampah sebagai bahan baku yang dapat dimanfaatkan lebih lanjut. Sedangkan sekitar 40 persen sampah lainnya dapat diproses menjadi energi.
Baca juga: OIKN promosikan pembangunan IKN Nusantara ke investor Amerika Serikat
Baca juga: Pembangunan tempat pengolahan sampah mewujudkan IKN ramah lingkungan
Baca juga: OIKN: Agrikultur IKN hasilkan pangan berkualitas dan ramah lingkungan
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023