• Beranda
  • Berita
  • Survei Indikator: 23,5 persen pilih PDIP, PPP tidak lolos parlemen

Survei Indikator: 23,5 persen pilih PDIP, PPP tidak lolos parlemen

9 Desember 2023 18:43 WIB
Survei Indikator: 23,5 persen pilih PDIP, PPP tidak lolos parlemen
Tangkapan layar - Hasil Survei Nasional Indikator Politik Indonesia yang dilakukan mulai 23 November-1 Desember 2023 tentang elektabilitas partai politik. (ANTARA/Rio Feisal)
Lembaga survei Indikator Politik Indonesia meriis hasil survei 23 November-1 Desember 2023 yang memperlihatkan sebanyak 23,5 persen responden memilih PDI Perjuangan dalam Pemilu 2024, sedangkan PPP hanya memperoleh dukungan 2,6 persen.

Hasil itu membuat PPP terancam tidak lolos ke DPR RI 2024-2029 mengingat ambang batas parlemen sebesar 4 persen dari jumlah suara sah nasional.

"Pertama itu PDIP 23,5 persen, disusul Gerindra 16,9 persen. Posisi ketiga Partai Golkar 10,8 persen, PKB pada posisi keempat 7,8 persen," kata Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia Hendro Prasetyo melalui konferensi pers daring yang dipantau dari Jakarta, Sabtu.

Selanjutnya posisi kelima, keenam, hingga kedelapan ditempati Partai NasDem dengan 6,3 persen, Partai Demokrat (6), kemudian PKS (5,5), disusul PAN (4,4), dan PPP (2,6).

Baca juga: Survei New Indonesia: elektabilitas Gerindra dan PDIP bersaing ketat

Meski masih menempati posisi teratas, Hendro mengungkapkan PDIP mengalami tren penurunan pemilih dibandingkan perolehan dukungan 24,1 persen responden pada periode survei sebelumnya.

Kenaikan justru dialami oleh Partai Gerindra yang memperoleh tambahan dukungan responden sekira 2,5 persen dibanding periode sebelumnya.

"PDIP mengalami penurunan sedikit ya atau stagnan dibandingkan survei sebelumnya yang kita lakukan pada Oktober sampai November, itu agak turun. Kita temukan kenaikan yang tampak sekali itu Gerindra 14,4 menjadi 16,9 persen dalam rilis kita sebelumnya Oktober dan sekarang," katanya.

Tren kenaikan juga dirasakan oleh Partai Golkar, PKB, dan Partai Demokrat yang di periode survei sebelumnya masing-masing hanya memperoleh dukungan 9,3 persen, 7,7 persen, dan 5,2 persen.

Hendro menjelaskan hasil tersebut dilakukan dengan menggunakan simulasi langsung, yakni simulasi surat suara, dan tidak menanyakan simbol partai atau top of mind responden.

"Kita tidak lagi bertanya simbol partai atau top of mind, biasanya seperti itu, tetapi karena sekarang sudah memasuki masa Pemilu sehingga sudah tersedia partai yang bisa ikut atau tidak bisa ikut, termasuk calon-calonnya, kita pakai simulasi surat suara. Pertanyaannya sebetulnya berikut adalah nama-nama partai dan nama-nama calon anggota DPR RI," katanya.

Baca juga: Indikator Politik perkirakan Pilpres 2024 berlangsung dua putaran

Survei nasional Indikator Politik Indonesia menggunakan metode multistage random sampling dengan jumlah sampel basis sebanyak 1.200 orang yang berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.

Sementara itu, dilakukan oversample di 15 provinsi yakni Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Bali, NTT, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, dan Papua, sehingga total sampel mencapai 5.380 responden.

Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel basis 1200 responden memiliki toleransi kesalahan atau margin of error sekitar kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Sementara toleransi kesalahan di wilayah oversample sebagai berikut; Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan masing-masing sampel 400 responden memiliki toleransi kesalahan sekitar kurang lebih 5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Kemudian Aceh, Sumatera Utara, Lampung, DKI Jakarta dan Banten dengan masing-masing sampel 350 responden, serta Bali, NTT, Kalimantan Barat dan Sulawesi Selatan berjumlah 360 responden memiliki toleransi kesalahan sekitar kurang lebih 5,3 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Selanjutnya Riau dan Sumatera Selatan dengan masing-masing sampel 300 responden memiliki toleransi kesalahan sekitar kurang lebih 5,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sementara Provinsi Papua dengan sampel 100 responden memiliki toleransi kesalahan sekitar kurang lebih 10 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Baca juga: Bawaslu RI: e-Wallet jadi sarana baru "money politic" Pemilu 2024
Baca juga: Ardianto Wijaya dan Valerina jadi moderator debat perdana Pilpres 2024

Pewarta: Rio Feisal
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2023