• Beranda
  • Berita
  • Teknologi pengembangbiakan ternak sapi belum efektif

Teknologi pengembangbiakan ternak sapi belum efektif

20 Juli 2013 07:24 WIB
Teknologi pengembangbiakan ternak sapi belum efektif
Sejumlah pedagang menggiring sapi dagangannya usai diturunkan dari mobil terbuka, di pasar Keppo, Pamekasan, Jatim, Selasa (16/7). (ANTARA FOTO/Saiful Bahri)

Saya memerintahkan pada instansi terkait untuk menghitung berapa ekor idealnya setiap kepala keluarga (KK) untuk memelihara sapi, sehingga populasi sapi bisa meningkat dan memenuhi target swasembada daging nasional,"

Musirawas, Sumsel (ANTARA News) - Bupati Musirawas, Sumatera Selatan, Ridwan Mukti menilai pengembangbiakan ternak sapi yang menggunakan teknologi kawin suntik belum efektif karena hasilnya lebih banyak sapi jantan daripada betina.

Akibatnya pembibitan ternak sapi di Tanah Air belum menguntungkan dalam pengembangbiakan ternak nasional karena masih menjadi ajang bisnis pengusaha, kata Ridwan di Muara Beliti (Ibu kota Kabupaten Musirawas), Sabtu.

Menurut dia, populasi ternak sapi ke depan tidak berkembang sesuai harapan untuk mendukung swasembada daging nasional dan masih ketergantungan memasok dari luar.

Dia mencontohkan, setiap kelompok tani di wilayahnya mendapat bantuan sepuluh ekor sapi terdiri atas sembilan ekor betina dan satu ekor jantan.

Setelah beranak dari sembilan ekor sapi betina itu melahirkan sapi jantan, uniknya ke sembilan sapi betina itu tidak beranak lagi dan akhirnya dipotong.

Dengan demikian populasi ternak sapi ke depan terhenti dan kembali dianggarkan tahun berikutnya untuk membeli pasokan sapi dari luar daerah atau negara dengan jumlah banyak.

Mestinya pengembangbiakan sapi itu lebih efektif melalui kelahiran sapi betina seperti ternak sapi kampung.

"Saya memerintahkan pada instansi terkait untuk menghitung berapa ekor idealnya setiap kepala keluarga (KK) untuk memelihara sapi, sehingga populasi sapi bisa meningkat dan memenuhi target swasembada daging nasional," ujarnya.

Ternyata kelahiran sapi jantan menjadi keluhan petani ternak di daerahnya dan sekarang tengah mencari solusi dengan mendatangkan ahli ternak dari Perguruan Tinggi Brawijaya, Jatim.

Seorang tenaga ahli ternak dari Brawijaya, Agus mengatakan, kelahiran sapi jantan di Kabupaten Musirawas dikeluhkan banyak petani ternak setempat.

Sebab bibit sapi dibeli dari Lampung bahkan Australia, karena setelah dipelihara dan melahirkan sapi jantan, sedangkan harapan petani adalah sapi betina untuk mengembangkan ternak mereka.

"Kami tengah meniliti teknologi moderen seperma kawin suntik terhadap ternak sapi tersebut sehingga tuntutan petani bisa tercapai," ujarnya.

(Z005/I016)

Pewarta: Zulkifli Lubis
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013