BMG: Tak Ada Gempa di Pesisir Baradaya Kalbar

26 Juli 2006 08:56 WIB
Pontianak (ANTARA News) - Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) membantah informasi telah terjadi gempa bumi di pesisir barat daya Kalimantan Barat berkekuatan 5,4 pada skala Richter pada Selasa (25/7) pukul 21.47 WIB. Petugas informasi di BMG Jakarta, Akbar, yang dihubungi ANTARA di Pontianak, Rabu pagi mengatakan gempa yang terjadi pada saat itu berpusat di 156 kilometer barat daya Cilacap, Jawa Tengah. "Secara teoritis tidak mungkin terjadi gempa di Kalimantan bagian barat. Kecuali di Kalimantan bagian utara, itupun gempa sangat dalam," kata Akbar. Berdasarkan catatan BMG, gempa terjadi pada pukul 21.48 WIB dengan kekuatan 5,1 skala Richter dengan posisi 9`07 derajat lintang selatan dan 108,59 derajat bujur timur atau 156 kilometer barat daya Cilacap. Ia mengakui informasi awal yang disampaikan melalui SMS oleh BMG mengenai gempa bumi terkadang meleset dengan jarak yang amat jauh. "Secara otomatis, kalau terdeteksi terjadi gempa, akan langsung dikirimkan ke nomor-nomor yang sudah terdata oleh BMG. Tapi, memang informasi awal kerap meleset. Namun, setelah beberapa detik atau menit, akan keluar data terbaru yang akurat yang langsung dikirim lagi," katanya. Sebelumnya, berbagai media massa nasional seperti Metro TV dalam "running text" menyampaikan informasi dari BMG mengenai gempa bumi di pesisir barat laut Kalbar. Tertulis, terjadi gempa di 87 kilometer barat laut Kalbar dengan kekuatan 5,4 skala Richter pada pukul 21.47 WIB. Lokasi 0,45 derajat lintang utara dan 108,71 bujur timur kedalaman 33 kilometer namun tidak berpotensi menimbulkan gempa. Media massa lokal juga memberitakan hal itu dan menjadi head-line dalam pemberitaan pagi ini. Informasi tersebut membuat warga Kalbar terutama di pesisir pantai cemas karena khawatir peristiwa tsunami di Pantai Selatan Jawa terjadi. "Kami khawatir kalau benar-benar gempa dan terjadi tsunami seperti bencana di Pangandaran," kata Kasmini, 25, warga Singkawang yang berjarak 145 kilometer sebelah utara Pontianak. (*)


Copyright © ANTARA 2006