"Sejak dua bulan lalu eksplorasi itu dihentikan karena sudah diperoleh data kandungan tambang yang diinginkan," kata Kepala Departemen Komunikasi NNT Ruby Purnomo disela pertemuan silaturahmi dan buka puasa bersama NNT dengan media di Mataram, Jumat.
Meski sudah mengetahui kandungan tambang di Blok Elang, Ruby belum bisa memastikan kapan tahap eksploitasi akan dimulai.
Ruby mengatakan proses sejak pascaekplorasi hingga tahapan eksploitasi cukup panjang, sehingga saat ini belum bisa menentukan waktu tahapan eksploitasi di Blok Elang.
Ia mencontohkan tahapan eksploitasi di lokasi tambang tembaga dan emas di Batu Hijau, Kabupaten Sumbawa Barat, baru bisa dilaksanakan 10-14 tahun pascaeksplorasi.
"Masih harus proses kajian, penyiapan rencana kegiatan, dan lain-lainnya, baru bisa masuk tahapan eksploitasi, jadi masih lama," ujarnya.
Lokasi tambang Blok Elang itu dulunya dikenal dengan sebutan Dodo dan Rinti sesuai nama tempat yang secara administrasi berada dalam wilayah Kecamatan Ropang, Kabupaten Sumbawa.
Sebenarnya eksplorasi Blok Elang sudah lama dilakukan, namun sempat terhenti sekitar lima tahun karena "base camp" di kawasan tambang itu dibakar massa, dan pada 2005 itu juga muncul kasus Buyat, sehingga untuk sementara eksplorasi dihentikan.
Selanjutnya, pada 2006 Newmont menghadapi persoalan divestasi dan masih banyak permasalahan lain yang membuat pada waktu itu manajemen tidak mengaktifkan eksplorasi di blok itu.
Selain itu, pada kurun waktu 2005-2008 banyak masalah di internal Newmont khususnya di Indonesia sehingga diputuskan berhenti.
NNT kemudian memetakan kembali wilayah eksplorasi, termasuk melakukan kajian aspirasi di desa-desa terdekat dengan melibatkan profesional di Sumbawa dan juga melakukan kajian status hukum wilayah yang terdekat dengan wilayah eksplorasi.
NNT juga melakukan survei sosial ekonomi untuk mengetahui kondisi sekaligus gambaran sosial ekonomi masyarakat di sekitar wilayah eksplorasi melalui tim terpadu Kabupaten Sumbawa.
Eksplorasi di Blok Elang, Kecamatan Ropang, yang sempat macet selama lima tahun semula dilakukan pengeboran pada 116 titik dengan jarak antarlubang tambang antara 200 hingga 250 meter, kemudian diperpendek jaraknya menjadi 50-75 meter, yang dimulai September 2011 dan masih berlanjut hingga kini.
Menurut Ruby, tahapan eksplorasi dibarengi dengan penyusunan dokumen analisis mengenai dampak lingkungan (amdal), perizinan pemerintah hingga tahapan konstruksi.
Sampai 2013, tahapan penambangan di Blok Elang itu berakhir pada fase ke-6 dalam proses ekpolorasi lanjutan.
Pada fase ke-6, material yang diolah diambil dari tanah permukaan yang tentunya kandungan konsentratnya rendah. Material yang diolah dari `stock pile` atau material cadangan.
Menurut Ruby, meskipun kegiatan ekplorasi di Blok Elang dihentikan, manajemen NNT tetap menyalurkan dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).
Potensi mineral di Blok Elang juga belum bisa dipastikan, namun diperkirakan lebih besar dibandingkan dengan yang sudah ditemukan di Batu Hijau yang kini sedang dieksploitasi.
Potensi yang ada di Blok Elang diperkirakan sebanyak 19 juta ons emas (satu ons setara dengan 31,1 gram) dan 18 miliar pound tembaga (satu pound setara 0,5 kilogram).
Pewarta: Anwar Maga
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013