"Parsel makanan masih paling banyak yang dicari," kata Aida, pedagang di Pasar Parsel Cikini kepada ANTARA News, Jumat.
"Biasanya yang beli orang-orang kantor, minimal mereka beli dua parsel tapi biasanya belasan sampai puluhan," tambah ibu dua anak itu.
Aida menjual parsel makanan dengan kisaran harga Rp250 ribu - Rp1,5 juta. Sebagai variasi, ia juga mengkombinasi makanan dengan asesoris boneka yang sedang tren atau keramik.
"Membuat parsel itu harus mengutamakan seni juga. Selain dilihat makanannya dan kualitasnya, seni juga pengaruh. Kalau tampilannya lebih cantik, pasti orang senang lihatnya," jelas Aida yang berjualan parsel sejak tahun 1996.
Tahun ini, lanjut Aida, penjualan sedikit meningkat. Baik desain maupun isi parsel pun selalu bervariasi setiap tahun.
Pedagang parsel lainnya, Lilis, menuturkan beberapa pedagang parsel sedang mencoba produk parsel baru dengan isi jam kaligrafi arab dilengkapi keramik yang juga bermotif tulisan arab.
"Ini produk baru, kami coba-coba saja untuk variasi dan ternyata responnya bagus," kata Lilis.
Tampilan parsel memang terlihat lebih mewah dan Lilis mengakui peminat biasanya berasal dari kalangan kelas atas.
"Yang membeli memang kalangan tertentu, karena memang mewah ya dan bisa dipakai untuk hiasan rumah, lebih awet. Kalau yang itu saja harganya di atas Rp2 juta," jelas Lilis, menunjuk salah satu paket parsel jam dan keramik bermotif tulisan Arab berwarna emas.
"Sekarang lagi ramai-ramainya yang beli, kami selalu membuatnya setiap malam," tambah Lilis yang bisa meraup keuntungan di atas Rp20 juta dalam sehari.
Pewarta: Monalisa
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013