Pewarta ANTARA di Beijing, Kamis, melaporkan usai melaksanakan Shalat Idul Fitri dan saling mengucapkan selamat lebaran, para jemaah di Mesjid Niujie langsung menyerbu restoran, toko kue, dan supermarket di sepanjang jalan Niujie.
Mereka umumnya membeli aneka kue ringan dan buah-buahan untuk dibawa saat mengunjungi kerabat, saudara, dan tetangga. Sebagian lagi bersama keluarga mereka makan bersama di restoran di jalan sepanjang sekitar satu kilometer tersebut.
Niujie berada di Distrik Xicheng yang mayoritas penduduknya adalah muslim, sehingga restoran, toko, dan supermarket di kawasan itu semuanya menyajikan menu dan produk halal.
Amina salah seorang warga Niujie mengatakan untuk menu lebaran daging sapi atau kambing merupakan menu andalan warga muslim di China, termasuk Beijing.
"Biasanya dimakan dengan mie kuah atau dijadikan sate," ungkapnya.
Sementara Amina kerap pula membuat santapan khas Huicai--yang merupakan masakan khas warga China saat mengadakan perayaan besar termasuk Idul Fitri.
Huicai terdiri dari berbagai jenis sayuran dan daging (sapi atau kambing) yang ditumis dengan garam, daun bawang, jahe dan setelah harum, tumisan ditambahkan air lalu rebus hingga kira-kira 20 menit.
Sementara warga lainnya Li Min, biasanya membuat sup dumpling. Dumpling dibuat dari adonan tepung ketan yang dibentuk bulat lalu diisi dengan wijen hitam, kacang tanah atau kacang merah sesuai selera kemudian direbus.
Sedangkan restoran-restoran muslim juga menyajikan sate kambing, niangao dan berbagai kue goreng yang hanya ada ketika hari Raya, misalnya Sanzi dan Youxiang.
Pelayan Restoran Hongji, Ali mengungkapkan Sanzi sangat jarang dijual ketika hari-hari biasa. Sanzi merupakan gorengan yang terbuat dari adonan tepung gandum yang kemudian dibentuk panjang dan diiris tipis seperti mie.
Selain itu ada pula Youxiang, sejenis roti terbuat dari adonan tepung yang dicampur garam dan kemudian digoreng menggunakan minyak wijen.
Pewarta: Rini Utami
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013