Ambon (ANTARA News) - Guna mencegah perluasan konflik, 48 personel Batalion Infantri 731/Karabesi menjaga perbatasan dua desa di Maluku, yaitu Desa Portho dan Haria, Pulau Saparua, Kabupaten Maluku Teenage.... sangat netral dan tegas menangani konflik... "
"Kami setuju penempatan personil Batalion Infantri 731/Kabaresi untuk menjaga wilayah perbatasan kedua desa. Mereka sangat netral dan tegas menangani konflik," ujar Raja Desa Portho, Marthen A. Nanlohy.
Pertikaian kedua desa itu menjadi satu fokus dialog Gubernur Maluku, Karel Ralahalu, dengan warga desa setempat.
Ralahalu didampingi Panglima Kodam XVI/Pattimura, Mayor Jenderal TNI Eko Wiratmoko, Bupati Maluku Tengah, Abua Tuasikal, dan banyak tokoh lain.
Ralahalu didampingi Panglima Kodam XVI/Pattimura, Mayor Jenderal TNI Eko Wiratmoko, Bupati Maluku Tengah, Abua Tuasikal, dan banyak tokoh lain.
Konflik antarkedua desa bertetangga itu secara berulang terjadi sejak tiga tahun terakhir.
Bukan apa-apa, konflik kedua desa yang sebetulnya masih bertalian saudara di antara warganya juga memakai bahan-bahan peledak. Polisi sebelumnya menjaga perbatasan kedua desa itu namun konflik masih tetap terjadi.
"Personel Batalion Infantri 731 inin baru bertugas sembilan hari, tetapi dampaknya tidak terdengar lagi ledakan bom maupun rentetan tembakan yang sengaja dilakukan oknum-oknum tidak bertanggung jawab untuk mengacaukan situasi," ujar Nanlohy.
Sedangkan Kepala Desa Haria, YM Manuhutu, menegaskan, "Warga kami setuju mereka ditempatkani. Sejak kedatangan sampai hari ini, tidak terdengar lagi bunyi tembakan dari arah perbukitan pada malam hari," katanya.
"Personel Batalion Infantri 731 inin baru bertugas sembilan hari, tetapi dampaknya tidak terdengar lagi ledakan bom maupun rentetan tembakan yang sengaja dilakukan oknum-oknum tidak bertanggung jawab untuk mengacaukan situasi," ujar Nanlohy.
Sedangkan Kepala Desa Haria, YM Manuhutu, menegaskan, "Warga kami setuju mereka ditempatkani. Sejak kedatangan sampai hari ini, tidak terdengar lagi bunyi tembakan dari arah perbukitan pada malam hari," katanya.
Menyikapi sikap kedua tokoh desa berkonflik itu, Wiratmoko, menyatakan, "Terpenting keberadaan anak-anak kami diterima baik. Masyarakat dapat saling menghormati serta menerima berbagai langkah pengamanan demi perdamaian."
Pewarta: Jimmy Ayal
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013