Ke depan, pengembangan industri harus diarahkan pada basis kemampuan sumber daya manusia termasuk penguasaan teknologi, inovasi dan kreativitas.
Sejak 2010, industri pengolahan nonmigas telah mencatatkan pertumbuhan yang cukup tinggi dan mencapai 6,74 persen pada 2011. Hal itu merupakan pertama kali sejak 2005, pertumbuhan industri pengolahan nonmigas lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi.
Pada semester I 2013, pertumbuhan industri pengolahan non-migas adalah sebesar 6,58 persen, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama 2012, yaitu 5,58 persen. Dengan pertumbuhan yang cukup tinggi itu, diharapkan target pertumbuhan industri pengolahan nonmigas 2013 sebesar 7,1 persen (skenario optimis) atau 6,5 persen (skenario moderat) dapat tercapai.
Untuk mencapai target tersebut, pemerintah telah melakukan hilirisasi terhadap industri berbasis agro (CPO, kakao, karet, rotan), industri berbasis sumber daya mineral (besi, aluminium, nikel, tembaga) dan industri berbasis migas (petrokimia) untuk meningkatkan nilai tambah dalam negeri.
Selain melanjutkan program hilirisasi industri berbasis sumber daya alam, pemerintah juga akan memprioritaskan pengembangan industri berbasis sumber daya manusia dan teknologi.
Kementerian Perindustrian akan memperkuat kemampuan balai besar dan baristand industri untuk mengembangkan sumber daya, teknologi dan inovasi meliputi penguatan laboratorium uji untuk penerapan standar nasional Indonesia (SNI), sertifikasi produk, kalibrasi alat, pelatihan sumber daya manusia dan penanggulangan pencemaran lingkungan.
Sebagai prasyarat tercapainya target pertumbuhan industri pengolahan nonmigas dan terwujudnya pengembangan industri berbasis kemampuan sumber daya manusia dan teknologi, diperlukan jaminan ketersediaan gas baik sebagai bahan baku maupun energi, ketersediaan listrik, dukungan infrastruktur seperti jalan raya, pelabuhan dan rel kereta api, serta penyediaan lahan untuk kawasan industri.
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013