Padang (ANTARA News) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyarankan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat merutinkan simulasi atau pelatihan masyarakat dalam memitigasi atau memperkecil bahaya bila sewaktu-waktu terjadi gempa dan tsunami.Minimal Pemprov Sumbar menggelar simulasi tsunami dua kali dalam setahun,"
"Minimal Pemprov Sumbar menggelar simulasi tsunami dua kali dalam setahun," kata Inspektur Utama BNPB Bintang Susmanto, di Padang, Kamis.
Menurut dia, Pemprov Sumbar harus mengenalkan potensi bencana daerah sejak dini ke masyarakat umum, dan sekolah-sekolah.
"Secara rutin mengampanyekan pengurangan risiko bencana kepada masyarakat serta sekolah yang ada di Sumbar,"ungkap dia.
Sekolah harus memiliki standar operational Prosedur (SOP) jika sewaktu-waktu bencana datang. Shelter di sekolah sangat banus, namun harus ada SOP dalam penanganan siswa di sekolah ketika terjadi bencana," ujar Bintang.
Dia mengatakan, geladi lapangan gempa disusul gelombang tsunami di Taman Budaya Padang yang diadakan BPBD Sumbar masih ada kekurangan.
"Kekurangan ini terlibat belum melibatkan unsur perusahaan, baik lisrik, air maupun telekomunikasi,"kata dia.
Menurutnya, unsur dunia usaha harus diikutsertakan, karena pada saat bencana, pasti terjadi gangguan listrik, air bersih, dan telekomunikasi.
Simulasi hari ini belum terlihat keikutsertaan dunia usaha. Padahal pada setiap bencana pasti ada gangguan yang mengakibatkan masyarakat menggeluh, seperti air tidak mengalir, aliran listrik putus, komunikasi terganggu.
"PDAM, PLN, Telkom harus diajak agar mereka juga bisa mempersiapkan diri menghadapi bencana. Apakah dengan menurunkan mobil satelit komunikasi, atau persiapan genset," ungkap Bintang Susmanto.
(KR-ZON/A013)
Pewarta: Derizon Yazid
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013