Operasi terpadu yang dilancarkan setelah berakhirnya Program Penyelesaian Menyeluruh Pekerja/Pendatang Asing Tanpa Izin (6P) itu melibatkan 2.207 petugas Imigrasi, Polisi Diraja Malaysia, dan berbagai instansi lain.
"Operasi ini akan berlangsung hingga 31 Desember pada fase pertama. Ini saran Menteri Dalam Negeri Datuk Seri Dr Ahmad Zahid Hamidi untuk melaksanakan satu gerakan operasi terpadu untuk memburu pendatang tanpa izin," kata seorang pejabat kantor imigrasi Putrajaya, Saravasanan Kumar seperti dikutip dari media terbitan Kuala Lumpur, Senin.
"Fokus operasi melibatkan beberapa lokasi ilegal dan rumah bedeng yang didiami warga asing, perladangan dan pusat hiburan."
"Kami sudah mengidentifikasi 1.000 majikan yang menggaji pendatang tanpa izin dan akan terus memburu. Operasi ini secara tidak langsung memberi peringatan kepada majikan agar tidak mengambil kelompok ini sehingga PATI semakin membanjiri negara ini," katanya.
Saravanan menambahkan, operasi ini menargetkan 500 ribu PATI dan 45 ribu majikan yang menggaji PATI.
Majikan yang didapati mengambil PATI akan didakwa berdasar UU Anti-Pemerdagangan Orang dan Penyelundupan Migran 2007.
Menurut Saravanan, sebagian besar PATI yang tertangkap mengaku paspor mereka hilang.
Dalam operasi di Nilai dan Klang, petugas menahan 71 PATI dari Indonesia, Nepal, Myanmar dan Bangladesh.
Di Shah Alam, petugas menahan 70 PATI dari Indonesia, Myanmar, Bangladesh, Vietnam, India, Thailand dan Sri Lanka.
Di Sungai Petani 130 PATI ditahan berasal dari Mynmar (58) Indonesia (45), Bangladesh (16), Nepal (6), Pakistan (4) dan India (1). Di Kuching 105 PATI ditahan dari Indonesia (69), Bangladesh (10), India (8), serta Myanmar, Vietnam, Pakistan masing-masing seorang. Sedangkan operasi di Melaka menahan 415 PATI dari berbagai negara.
Tahanan penuh
Operasi besar-besaran itu diperkirakan akan menyebabkan rumah tahanan imigrasi di seluruh Malaysia penuh sesak oleh PATI.
Diperkirakan sekitar 40 ribu PATI saat ini masih ditahan di hampir 20 rumah tahanan sementara sambil menunggu giliran dipulangkan ke negara masing-masing.
Wakil Menteri Dalam Negeri Datuk Wan Junaidi Tuanku Jaafar mengatakan PATI dari Myanmar, Indonesia dan Bangladesh paling banyak berada dalam rumah tahanan imigrasi.
Operasi yang mulai dilancarkan pada 1 September dinihari itu bakal menyebabkan kesesakan makin parah di rumah-rumah tahanan yang selama ini sudah mengalami masalah kepadatan penghuni.
"Kita memutuskan pemulangan perlu dilakukan segera dengan proses mendapatkan dokumen mereka sedang dilakukan pihak kedutaan negara masing-masing. Sampai saat ini hanya rumah tahanan imigrasi di Sarawak dan Sabah saja yang bisa dianggap belum sesak," katanya.
Pewarta: N. Aulia Badar
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2013