"Komitmen kami, bukannya tidak mau syuting di Jakarta, tapi Jakarta kan sudah semua orang tahu. Kami cinta Indonesia yang cantik, luas, indah juga komplit. Makanya kami nggak bosan cari cerita dari seluruh Indonesia biar bisa kenalkan itu ke penonton," kata Nia di Jakarta, Kamis.
Tak sekadar mengenalkan potensi alam Indonesia kepada para penikmat filmnya, keduanya mengaku ingin mendorong masyarakat untuk lebih mencintai tanah air.
"Kalau orang luar saja liburan ke Indonesia, kenapa orang Indonesia nggak liburan di sini? Melalui film kita ingin bicara hal apapun, nasionalisme, lingkungan, pendidikan," tambahnya.
Nia juga menjelaskan, misi lain yang ia bawa saat syuting di daerah adalah untuk memberikan pelajaran dan pengalaman baru bagi masyarakat asli daerah sekaligus menjaring potensi mereka.
"Syuting di daerah itu biasanya kita tidak bawa kru yang banyak, jadi harus melibatkan masyarakat. Mereka yang direkrut di sana nantinya nggak cuma dapat honor tapi juga pengalaman," katanya.
Bahkan, beberapa anggota kru yang pernah bergabung dalam tim produksinya saat syuting di daerah kini sudah banyak menerima panggilan untuk pengerjaan film di lokasi tersebut.
Meski bisa mendapatkan potensi luar biasa dari teman-teman di daerah, sutradara Ari Sihasale mengaku sempat pula menemui kesulitan saat pertama kali harus mengarahkan para pemain yang putra asli daerah tersebut.
"Makanya perlu ada pelatihan, jadi nanti mereka tahu apa yang harus dilakukan. Tapi makin mereka polos makin bagus karena makin bisa akting natural. Film memang potret kehidupan asli mereka, itu yang kami mau," tuturnya.
Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013