Pekanbaru (ANTARA News) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, titik panas (hotspot) di daratan Sumatera yang tadinya dominan berada di Provinsi Riau telah beralih ke Lampung dan Bangka Belitung (Babel).BNPB pada Jumat menyebutkan, titik panas di Lampung tercatat ada sebanyak tiga titik sementara di Kepulauan Bangka Belitung terdeteksi satelit pemantau panas bumi (NOAA) hanya ada dua titik.
Data BNPB pada Jumat menyebutkan, titik panas di Lampung tercatat ada sebanyak tiga titik sementara di Kepulauan Bangka Belitung terdeteksi satelit pemantau panas bumi (NOAA) hanya ada dua titik.
Sementara untuk daratan Provinsi Riau, satelit NOAA tidak berhasil merekam keberadaan "hotspot".
Pihak Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menyatakan nihilnya titik panas di Riau diakibatkan terjadinya hujan yang cukup merata dalam beberapa hari terakhir.
"Bahkan sampai hari ini, potensi terjadinya hujan di seluruh wilayah kabupaten dan kota di Riau masih cukup tinggi," kata Warih Budi Lestari selaku analis lembaga pemantau cuaca itu.
Sebelumnya pada pertengahan hingga akhir Agustus 2013, di daratan Riau sempat terekam lebih dari 400 titik panas yang mengakibatkan cemaran kabut asap terjadi di sejumlah wilayah.
Bahkan di beberapa daerah seperti Kota Pekanbaru, Bengkalis dan sebagian Kabupaten Rokan Hilir, sempat terjadi penurunan kualitas udara yang mengkhawatirkan atau dikategorikan sangat tidak sehat.
Peristiwa kebakaran hutan atau lahan di daratan Sumatera selalu terjadi setiap tahunnya diindikasi akibat kebiasaan para petani perkebunan dan pengusaha yang selalu membersihkan lahan dengan cara membakarnya.
Terkait kasus pembakaran hutan atau lahan ini, pihak Kepolisian Daerah (Polda) Riau juga telah berhasil menetapkan lebih dari 20 orang sebagai tersangka.
Satu diantaranya adalah pihak perusahaan, namun kasusnya masih dalam pengembangan.
Pewarta: Fazar Muhardi
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013