Singaraja (ANTARA News) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Buleleng menyesalkan ketatnya pengamanan di wilayah pesisir utara Pulau Bali itu pada saat penyelenggaraan kontes kencantikan "Miss World" 2013 di Kabupaten Badung, Bali.Pengamanan yang ekstraketat ini kesannya menyudutkan pihak tertentu,
"Pengamanan yang ekstraketat ini kesannya menyudutkan pihak tertentu," kata Ketua MUI Kabupaten Buleleng H Abdurrahman Said LC di Singaraja, Minggu.
Ia mengimbau polisi tidak berlebihan dalam mengamankan wilayah Kabupaten Buleleng yang jaraknya relatif jauh dari tempat penyelenggaeraan kontes Miss World di Nusa Dua, Kabupaten Badung.
"Sebaiknya pengamanan biasa-biasa saja agar tidak menimbulkan penafsiran berlebihan di tengah masyarakat. Memang niat polisi baik, tapi belum tentu masyarakat memahaminya," kata Abdurrahman.
Hingga Sabtu (7/9) malam pengamanan di kawasan pesisir utara Bali sepanjang 147 kilometer itu diperketat. Dalam sepekan terakhir petugas berjaga sejak pagi hingga malam hari.
Kepala Kepolisian Resor Buleleng Ajun Komisaris Besar Beny Arjanto mengaku mendapat perintah dari Polda Bali untuk memperketat pengamanan wilayah.
Ia menyebutkan 13 titik rawan di Kabupaten Buleleng yang rawan dijadikan pintu masuk teroris dan pihak-pihak yang berniat menggagalkan kontes ratu dunia itu.
"Di 13 titik rawan itu, kami mendirikan posko," katanya di sela-sela memantau pos zona aman perairan di Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt.
Sementara itum Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Bali berencana menggelar aksi di Denpasar. "Kami akan mengirimkan 10-15 orang untuk bergabung dengan HTI Bali di Denpasar," kata Koordinator HTI Kabupaten Buleleng Yoshi Mardoni di Singaraja.
Aksi tersebut atas prakarsa HTI Pusat yang menentang Miss World karena dianggap sebagai ajang mengeksploitasi tubuh perempuan sehingga dapat merendahkan harkat dan martabat kaum Hawa.
(KR-MDE/M009)
Pewarta: I Made Tirthayasa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013