"Saya mau ceritakan sebuah dongeng. Mohon maaf kalau agak senonoh," seloroh Pak Raden dari kursi rodanya.
Dia pun membuka sesi dongeng di depan beberapa wartawan serta Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang kebetulan sedang melewati teras gedung itu.
Lulusan jurusan seni rupa Institut Teknologi Bandung (ITB) itu memulai dongengnya dengan cerita berjudul "Ibu dan Kelima Anak Gadisnya."
Dengan bersemangat dia bercerita tentang seorang ibu yang memiliki lima anak gadis bernama Maribu, Marika, Marice, Marila, dan Marina.
Sang ibu ingin memanggil seluruh anaknya dalam satu waktu.
"Karena malas, sang ibu pun memanggil mereka dengan sebutan Maribukacelana," kata Pak Raden yang disambut dengan tawa dari para penonton yang jumlahnya terus bertambah.
Pak Raden melanjutkan dongengnya dengan kisah kedua yang lebih bernafaskan Islami, judulnya "Bersyukur."
Sebelum melanjutkan cerita, dia mengatakan bahwa cerita ini terinspirasi dari pengalamannya saat menghadiri dalam sebuah lomba mendongeng anak-anak.
"Karena saya lihat anak-anaknya banyak yang pakai kerudung," katanya.
Dongeng tersebut bercerita soal seorang pria yang merasa dirinya paling malang karena tidak mampu membeli sepasang sepatu baru.
"Tapi dia bertemu dengan seorang nenek yang tidak punya kaki namun tetap bersyukur dengan nembang Alhamdulillah, segala pujian untukmu ya Tuhan," ceritanya.
Dia bahkan mengajak para penonton untuk ikut bernyanyi bersamanya.
Pencipta karakter Unyil tersebut menjelaskan bahwa meski cerita yang dia dongengkan bernafaskan Islam, dia tidak bermaksud untuk berdakwah.
"Yang namanya dongeng itu harus tetap jadi dongeng," katanya.
Pak Raden tidak datang ke Balai Kota hanya untuk mendongeng. Dia ingin menjual salah satu lukisannya kepada orang nomor satu di Jakarta, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi).
Dia akan menggunakan uang hasil penjualan lukisannya untuk biaya pengobatan kaki serta mempersiapkan peluncuran tiga bukunya.
"Yang jelas sama sekali bukan untuk minta belas kasih," katanya.
Namun dia belum bisa bertemu dengan Jokowi.
Oleh Deny Yuliansari
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013