Kepala Seksi Kesehatan Hewan pada Dinas Perekonomian Rakyat kota Bekasi, Satya Sriwijayanti, di Bekasi, Senin, mengatakan petugas pengawas terdiri atas 18 petugas dinas, 12 penyuluh lapangan, dan 50 dokter hewan.
Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, menandai pelepasan tim berseragam ungu tersebut dengan memakaikan rompi berwarna putih pada perwakilan petugas.
"Para pengawas hewan kurban itu akan memeriksa kesehatan hewan langsung di tempat penjualan, rumah potong hewan, masjid, dan lapangan. Pemeriksaan dilakukan mulai dari kualitas daging dan jeroannya," katanya.
Ia menambahkan, petugas akan memastikan hewan kurban bebas penyakit, terutama peyakit antrax dan penyakit mulut dan kuku.
Dalam kegiatan pengawasan yang akan berlangsung hingga 18 Oktober 2013 di 12 kecamatan di Bekasi, kata Rahmat, para pengawas juga akan memberikan penyuluhan tentang penanganan daging kurban berikut limbahnya.
Satya menjelaskan, hewan kurban yang sehat berkulit bersih dengan rambut mengkilat, muka cerah, lincah, dan memiliki nafsu makan baik.
"Hewan yang dijual juga tidak boeh catat, misalnya pincang, buta, atau telinganya rusak," katanya.
Ia menambahkan hewan yang dikurbankan juga harus cukup umur, satu tahun lebih untuk domba dan dua tahun lebih untuk sapi dan kerbau.
"Hal termudah untuk mendeteksinya adalah dari tumbuhnya sepasang gigi tetap pada hewan tersebut," ujarnya.
(T.KR-AFR/C/A035/C/A035) 07-10-2013 10:28:15
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013