"Lebih rame dulu mas. Dulu sekitar tahun 90-an dalam sehari bisa dapat empat sampai lima mobil, sekarang dapat satu mobil alhamdulillah," kata Dedi, ketua Bina Mandiri yaitu himpunan pada penyedia jasa cat duco dan las ketok di Kramat Raya.
Ia menjelaskan, tahun 70-an tukang cat di Kramat Raya, Jakarta Pusat, jumlahnya hanya tiga sampai lima orang, sedangkan saat ini jumlahnya mencapai 150 orang.
"Dulu enggak perlu jemput bola, mobil datang sendiri, sedangkan sekarang harus ngawe-ngawe tangan dulu sampai pegal biar dapat duit," ungkapnya.
Menurut dia, bertambahnya tukang cat duco di Kramat Raya karena semakin banyak orang yang belajar ngecat dan tahu keuntungannya.
Beben (53), salah satu tukang cat duco Kramat Raya mendapat dampak dari keadaan ini.
"Kalau dulu bisa bawa pulang Rp600 ribu sehari, sekarang paling cuma dapat seratus sampai dua ratus ribu,"
Supaya mendapat penghasilan, pria asal Sukabumi ini rela menurunkan tarif jasanya.
"Biar untungnya sedikit yang penting ada pemasukan," katanya.
Mengatasi situasi persaingan, ia tetap berprinsip untuk tidak mengecewakan pelanggan.
"Kerja bukan sekedar buat cari uang, tapi ngasih hasil yang terbaik buat pelanggan. Mereka yang tahu kualitas hasil pekerjaan kita pasti akan kembali kok," katanya.
Pewarta: Yakob Arfin T Sasongko
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013