Jakarta (ANTARA News) - Kota Tua di DKI Jakarta sebagai destinasi pariwisata bangunan bersejarah juga memiliki keunikan lain. Salah satunya adalah berkeliling dipandu pramuwisata menggunakan sepeda onthel.
Supriyanto, Ketua Paguyuban Sepeda Onthel Kota Tua saat diwawancarai, Kamis (10/10), mengatakan bahwa adanya jasa sewa sepeda onthel ini karena permintaan dari wisatawan yang ingin berkeliling.
"Tahun 2008 sepulang bekerja saya nongkrong di sini, ternyata banyak yang minta sewa," kata Supriyanto yang dahulu bekerja sebagai supir.
Di tahun yang sama Supriyanto bersama 21 tukang ojek sepeda membentuk sebuah paguyuban sepeda onthel yang menawarkan jasa sewa dan berkeliling Kota Tua.
"Waktu itu kita pakai rompi biru sampai 2011, kemudian cokelat, setahun terakhir kita pakai batik dan baju koko," ujar Supriyanto.
Penggunaan seragam tersebut dijelaskan Supriyanto guna menertibkan sekaligus membatasi jumlah tukang sepeda onthel yang ada di Kota Tua.
Saat ini Paguyuban Sepeda Onthel membatasi jumlah sepeda yang dikeluarkan oleh pemilik dengan dua sepeda di hari kerja dan tiga sepeda di akhir pekan dan libur nasional.
Hal itu dikarenakan dahulu terjadi kesenjangan antara orang yang memiliki banyak sepeda dengan mereka yang hanya memiliki satu sepeda.
"Dulu yang punya sepeda 10 biji bisa dijejer di sini, sekarang sudah sama-sama adil," ujar Supriyanto.
Supriyanto menambahkan selain dapat menyewakan, para pemilik sepeda onthel juga mampu menjadi pramuwisata yang mengenalkan para pengunjung ke lima tujuan di kawasan Kota Tua seperti, Toko Merah, Pelabuhan Sunda Kelapa, Menara Syahbandar, Museum Bahari dan Jembatan Intan.
"Ini Museum Bahari, dulunya adalah gudang rempah-rempahnya VOC, di jamannya Pak Ali Sadikin gedung ini dipugar dan diresmikan, sekarang isinya perahu tradisional, perahu suku bugis contohnya" Supriyanto mencontohkan cara dia mengenalkan daerah wisata kepada pengunjung.
Supriyanto menjelaskan, ada 38 anggota Paguyuban Sepeda Onthel Kota Tua dan 17 diantara sudah lulus sertifikasi pramuwisata dari HPI (Himpunan Pariwisata Indonesia).
Selain itu 38 anggota Paguyuban Sepeda Onthel juga mendapatkan pelatihan bahasa Inggris dari Destination Management Organization (DMO), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
"Tujuannya untuk kedepan, ciptakan sapta pesona di kawasan wisata ini," kata Supriyanto.
Supriyanto menambahkan sejauh ini paguyubannya bekerja sama dengan Komunitas Manusia Batu bekerja sama dengan pihak pengelola kota tua dan Satpol PP untuk menciptakan kenyamanan bersama.
"Setiap Sabtu dan Minggu siang kami bersama (komunitas) manusia batu kerja bakti, kami juga ikuti perintah pengelola dan Satpol PP," tambah Supriyanto.
Supriyanto menjelaskan untuk menyewa sepeda onthel ini ditarif Rp15ribu untuk 30 menit dan Rp30 ribu untuk satu jam. Itu termasuk paket keliling museum. Namun untuk berkeliling dan dipandu ke lima wilayah yang disebutkan di atas dipatok harga Rp50 ribu sampai Rp100 ribu.
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013