"Yang lebih miris lagi para TKW tersebut seluruhnya membawa anak yang belum diketahui siapa ayahnya, bahkan seluruh anak yang ikut terlantar tersebut masih berusia balita dan bayi," kata Ketua SBMI Jabar, Jejen Nurjanah, kepada ANTARA, Jumat.
Menurut Jejen, pihaknya mengetahui berita adanya 16 TKW yang dibuang tersebut dari salah seorang TKI yang bekerja di Arab Saudi, yang mengatakan bahwa ada berita di salah satu media di Arab Saudi yang menulis tentang 16 TKI yang terlantar.
Maka dari itu, SBMI terus berkoordinasi dengan si TKI tersebut untuk mencari tahu keberadaan mereka yang terlantar dan dari daerah mana asal mereka.
Jika para TKI itu berasal dari luar Jabar, Jejen akan berkoordinasi dengan SBMI daerah terkait.
Menurut informasi, kata Jejen, 16 TKW tersebut sekarang terlunta-lunta di Madinah dan belum mendapatkan bantuan seperti dari Kedutaan Besar RI di Arab Saudi.
Oleh karena itu, SBMI juga meminta pemerintah untuk segera turun tangan dengan adanya kasus tersebut, apalagi mereka seluruhnya membawa anak.
"Kami berharap mereka juga bisa mendapatkan amnesti dan mengisi formulir susulan agar bisa segera dikembalikan ke daerahnya masing-masing di Indonesia.
Selain itu, majikan yang membuangnya dan jika ke 16 TKW tersebut merupakan korban pemerkosaan atau pelecehan seksual agar si majikan diberikan hukuman yang setimpal," tambahnya.
Jejen mengatakan kasus TKW asal Sukabumi dan daerah Jabar lainnya yang pulang membawa anak dari perantauannya di luar negeri cukup banyak, namun hanya sedikit saja yang mendapatkan perhatian dari pihak majikannya.
Kebanyakan dari mereka mengurus sendiri anaknya yang diduga dari benih majikan maupun keluarga majikannya.
"Ini menjadi perhatian kami, agar kasus seperti ini bisa diselesaikan melalui hukum agar si anak mendapatkan haknya dari orang tuanya, jangan sampai datang ke daerahnya menjadi aib bagi si mantan TKW tersebut," kata Jejen.
Pewarta: Aditya A Rohman
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013