Bengkulu (ANTARA News) - Puluhan turis asing berasal dari Inggris, Australia, Belgia, dan Belanda menabur bunga di kompleks Makam Inggris Kelurahan Jitra, Kota Bengkulu, Jumat.Makam Inggris menjadi salah satu objek kunjungan yang memang dipilih para turis asing ini,"
"Makam Inggris menjadi salah satu objek kunjungan yang memang dipilih para turis asing ini," kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu Hasanudin saat mendampingi puluhan turis asing tersebut.
Sebanyak 95 orang turis berasal Eropa, melancong ke sejumlah wilayah di Pulau Sumatra, termasuk Kota Bengkulu.
Mereka menggunakan kapal pesiar, merapat di Pelabuhan Pulau Baai dan mengunjungi sejumlah objek wisata terkenal di Kota Bengkulu.
Sebelum mengunjungi objek wisata sejarah, Makam Inggris, para turis tersebut juga mengunjungi Benteng Marlborough, benteng peninggalan kolonial Inggris di Bengkulu.
"Setelah mengunjungi Benteng Marlborough, mereka menabur bunga di makam warga Inggris yang meninggal di Bengkulu pada masa kolonialisme," katanya.
Makam Inggris tempat bersemayam puluhan warga Inggris yang menjadi saksi pendudukan Inggris di Bengkulu pada 1685. Selama 140 tahun berada di Bengkulu, orang-orang Inggris banyak yang meninggal dunia.
Kematian orang-orang Inggris tersebut kebanyakan disebabkan oleh serangan penyakit malaria dan disentri, dan tewas dalam konflik-konflik dengan rakyat Bengkulu.
Selanjutnya, para turis tersebut juga melancong ke Pasar Tradisional Modern Pasar Minggu, Pantai Panjang, dan kembali ke Pelabuhan Pulau Baai.
Kunjungan sehari tersebut dimanfaatkan Dinas Pariwisata Pemprov Bengkulu untuk mempromosikan sejumlah objek wisata lainnya di sembilan kabupaten lainnya.
Menurut Kepala Bidang Promosi dan Pemasaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu Misniarni, saat ini pihaknya melakukan promosi aktif terhadap objek-objek wisata andalan.
"Nilai historis yang tinggi seperti Benteng Marlbrough, Rumah Bung Karno, dan Rumah Fatmawati Soekarno, serta Monumen Thomas Parr, dan Makam Inggris menjadi andalan," katanya.
(KR-RNI/M029)
Pewarta: Helti Marini Sipayung
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013