Indonesia dorong kemandirian vaksin negara OKI

22 Oktober 2013 13:19 WIB
Indonesia dorong kemandirian vaksin negara OKI
Wakil Presiden Boediono (ANTARA FOTO)
Jakarta (ANTARA News) - Konferensi Tingkat Menteri Kesehatan Keempat Organisasi Konferensi Islam atau Organization of Islamic Cooperation Strategic Health Programme of Action/OIC-SHPA dengan 57 negara peserta, dan dibuka Wakil Presiden Boediono, di Jakarta, 22 Oktober ini.

Jauh sebelumnya, pertemuan ini bertajuk Konferensi Tingkat Menteri Kesehatan Pertama OKI (The First Session of Islamic Conference of the Ministers of Health) di Malaysia pada 2007. 

Selanjutnya, disepakati pertemuan diselenggarakan dua tahun sekali, yaitu di Teheran, Iran (2009), Astana, Kazakhstan (2011), Jakarta (2013). 

Agenda pembahasan dari OIC-SHPA akan diimplementasikan untuk jangka waktu 10 tahun (2013-2022) dengan prioritas pada enam hal pokok, yaitu penguatan sistem kesehatan; pencegahan dan pengendalian penyakit; kesehatan dan gizi ibu, bayi, dan anak; teknologi vaksin, obat, dan medis; intervensi dan tanggap kesehatan; dan advokasi, penelitian, dan edukasi. 

Berkaitan pembahasan vaksin, Indonesia sebagai salah satu negara anggota OKI turut mendorong anggota OKI mampu mewujudkan kemandirian memproduksi vaksin berkualitas dan terjangkau. 

PT Bio Farma (Persero) Indonesia adalah produsen vaksin yang telah memenuhi standar prakualifikasi WHO. Dalam kaitan ini, sebagai satu-satunya produsen vaksin di Indonesia dan bahkan Asia Tenggara, siap membantu negara anggota OKI tentang penyediaan bahan baku/produk intermediat (bulk) serta meningkatkan keahlian pada proses lanjutan atau fill and finish process

Direktur Utama PT Bio Farma (Persero), Iskandar,  di sela pembukaan pertemuan itu menyatakan, satu visi Indonesia dalam kancah OKI ini adalah kepercayaan diri dalam produksi vaksin dan menjadi simpul teknologi vaksin. 

"Contoh konkret vaksin baru Pentavalent DTP-HB-Hib (difteri, tetanus, pertusis, Hep B, dan influenza hemofilus tipe B) yang diproduksi mandiri oleh PT Bio Farma (Persero), dan dicanangkan pada Agustus 2013 oleh Menteri Kesehatan untuk digunakan dalam Program Imunisasi nasional," kata Iskandar.

Iskandar menambahkan, PT Bio Farma (Persero) yang dia pimpin sebagai produsen vaksin di Indonesia telah memiliki pengalaman dalam forum global, di antaranya penyelenggara TCTP, program pelatihan negara-negara ketiga, komite eksekutif dan presiden DCVMN, giat dalam aktivitas Jejaring Negara-negara Produsen Vaksin, Badan Pendamping GAVI, dan sebagainya. 

"Sehingga kami yakin Indonesia memiliki kompetensi dan keahlian jika ditunjuk sebagai pemimpin dalam rangka pembentukan pusat unggulan produk-produk biologis bagi negara-negara OKI," kata Iskandar. 

Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013