"Ada kesamaan penggunaan aksara dan bahasa yang tercatat dalam banyak dokumentasi dari masa itu dalam perjalanan sejarah yang sangat panjang," kata Guru Besar Fakultas Sastra Universitas Udayana I Gusti Made Sutjaja di Denpasar, Sabtu.
Dokumentasi tersebut antara lain prasasti, inskripsi dan peninggalan naskah yang ditulis dalam daun lontar atau bahan-bahan dari kayu atau bambu yang hingga kini masih bisa dibaca.
Gusti Sutjaja menambahkan, tradisi menulis aksara hanacara atau carakan pada daun lontar yang telah diproses hingga sekarang masih tetap lestari di Bali.
Kegiatan menggambar di atas daun lontar yang lebih dikenal dengan prasi sudah ada sejak 3.000 tahun silam seperti dilakukan penduduk India.
Meski tradisi menulis dan menggambar di atas daun lontae menggunakan pisau bagi penduduk India sudah tidak ada lagi, namun di Bali tradisi itu tetap lestari, seperti ditekuni kelompok perajin dan seniman penulis daun lontar di Desa Tenganan, Kabupaten Karangasem.
Pewarta: IK Sutika
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013