22 produk asal Wamena, seperti kopi, koteka, batik, dan kerajinan tangan akan dipasarkan lewat Rakuten sehingga produk lokal Wamena dapat dipasarkan ke penjuru Indonesia atau bahkan ke luar negeri.
Ryota Inaba, Presiden Direktur dan CEO PT. Rakuten Belanja Online mengemukakan bahwa Project Hope merupakan upaya pemberdayaan warga Wamena yang menghadapi mahalnya harga barang karena lokasi yang terpencil.
Lewat program yang dilakukan bersama perusahaan logistik Caraka Group, Inaba berharap Rakuten dapat menjadi pilihan bagi warga Wamena untuk membeli kebutuhan sehari-hari dengan harga yang lebih terjangkau.
Dia menambahkan, pedagang lokal di Wamena juga dapat mengembangkan bisnisnya keluar daerah demi meningkatkan kesejahteraan mereka lewat situs jual beli tersebut.
Werner Sutanto, Chief Advisor Rakuten Asia Strategic Investment and Strategic Business Development Department mengemukakan bahwa mahalnya harga barang di Wamena disebabkan ongkos logistik yang tinggi.
"Karena tidak ada produk yang keluar dari Wamena. Lewat Rakuten Belanja Online, mereka bisa menjual produk ke daerah lain di Indonesia dan juga ke negara lain lewat internet," jelasnya di Jakarta, Rabu.
Salah satu tantangan dari Project HOPE adalah keadaan Wamena yang belum kondusif untuk e-commerce. Selain jaringan internet yang lambat, belum semua orang paham tentang internet.
Oleh karena itu, mereka menyediakan access point di pusat perbelanjaan Wamena untuk memberikan edukasi tata cara membeli dan menjual barang secara online. Mereka juga dapat memesan barang secara online dan mengambil pesanan di sana.
Sementara itu, CEO Caraka Group Rocky J Pesik menegaskan bahwa jumlah produk Wamena yang dipasarkan lewat RBO akan bertambah seiring berjalannya waktu. Bahkan, bisa jadi produk yang dipasarkan meluas lebih dari Wamena.
"Bisa juga dari Papua selain dari Wamena, seperti Jayapura, Sentani, dan Manokwari."
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013