Siaran pers Kementerian Perindustrian yang diterima Antaranews di Jakarta, Senin, menyebutkan bantuan itu diserahkan secara simbolis oleh Dirjen Industri Kecil Menengah Euis Saedah kepada Pimpinan Pondok Pesantren KH Kholawi disaksikan oleh Bupati Kebumen, Buyar Winarso pada Minggu (24/11).
Bantuan yang diserahkan terdiri dari 35 unit mesin jahit Highspeed, 37 unit mesin jahit biasa, 4 unit mesin obras, 2 unit mesin bordir, 4 unit gunting potong dan 4 unit mesin Zig Zag.
Dalam acara tersebut, Dirjen IKM memberikan apresiasi kepada pondok pesantren yang memiliki misi untuk menjadikan para santrinya terampil dalam berwirausaha.
“Mereka ingin supaya santrinya tak hanya pandai mengaji tetapi juga pandai berdagang," kata Euis.
Program pengembangan wirausaha baru melalui IKM pondok pesantren telah dilaksanakan oleh Ditjen IKM sejak tahun 1997 dan telah memberikan bantuan lebih dari 1.000 pondok pesantren di seluruh Indonesia.
Pada kesempatan tersebut, Bupati Kebumen, Buyar Winarso menyambut baik bantuan yang diberikan pemerintah kepada pondok pesantren karena diharapkan dapat meningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat.
“Melalui program kewirausahaan berbasis pondok pesantren, kami berharap industri-industri rumah tangga yang sudah ada di Kabupaten Kebumen dapat lebih ditingkatkan lagi produksi dan kualitasnya sehingga dapat menembus pasar dalam maupun luar negeri," kata Buyar.
Sementara itu, Dirjen IKM mengatakan, 50 orang santriwan dan santriwati Pondok Pesantren Nurul Hidayah akan dilatih cara penggunaan mesin-mesin tersebut oleh para instruktur dari Akademi Teknologi Kulit Yogyakarta.
“Ditjen IKM tidak akan melepas begitu saja, secara periodik pembinaan ini akan kami evaluasi dan ditingkatkan hal-hal yang bisa menjadikan pesantren ini basis untuk kewirausahaan,” tegas Dirjen IKM.
Pondok pesantren Nurul Hidayah yang berlokasi di Desa Bandung RT 04 RW 02 Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah terus aktif melatih santri-santrinya untuk berusaha dan mandiri. Ponpes ini mengembangkan usahanya hingga mampu memproduksi sendiri tempe tahu, kerupuk kere, dan tas, serta peci/kopiah yang sudah diekspor ke Timur Tengah.
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013