Indonesia-Sri Lanka bahas potensi perdagangan

4 Desember 2013 15:30 WIB
Indonesia-Sri Lanka bahas potensi perdagangan
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan (tengah) menghadiri Bali Trade and Development Symposium di sela-sela Konferensi Tingkat Menteri (KTM )ke-9 WTO di Nusa Dua, Bali, Selasa (3/12). Simposium membahas isu-isu kritis yang dihadapi WTO termasuk perubahan dalam pola perdagangan dan investasi, manufaktur dan jasa untuk inovasi pasar internasional, perubahan iklim, kelangkaan sumber daya alam dan keamanan energi. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
Jakarta (ANTARA News) - Indonesia dan Sri Lanka mengadakan pertemuan bilateral di sela-sela kegiatan Konferensi Tingkat Menteri World Trade Organization (KTM-WTO) ke-9 di Nusa Dua, Bali.

Siaran pers yang diterima Antaranews di Jakarta, Rabu, menyebutkan bahwa Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurti bertemu dengan Menteri Industri dan Perdagangan Sri Lanka, Rishad Bathiudeen, membahas upaya untuk meningkatkan hubungan perdagangan antara Indonesia dan Sri Lanka yang dapat menguntungkan kedua negara.

“Saat ini Indonesia sedang menjajaki investasi di bidang perhotelan dan travel di Sri Lanka,” ujar Wamendag. Perusahaan Indonesia yang telah melakukan investasi ke Sri Lanka antara lain PT. Kalbe Farma dan PT. Dexa Medica (obat-obatan), PT Jembo Cable (kabel listrik), Indorama Group (bahan baku tekstil), PT Agro Indomas (pengolahan kelapa sawit), dan PT Usaha Tani Lestari (produk-produk kelapa).

Di bidang pertanian, Sri Lanka dikenal sebagai negara pengekspor teh terbesar kedua di dunia. Selain itu, negara ini juga dikenal sebagai negara pengekspor gandum, karet, kelapa, dan serat. Produksi karetnya mencapai 36 persen dari total produksi dunia.

Secara khusus, Sri Lanka menyampaikan kekhawatirannya terkait akses pasar gandum ke Indonesia. Sebanyak 80 persen ekspor gandum Sri Lanka ke dunia ditujukan ke Indonesia.

Namun demikian, saat ini akses pasar gandum Sri Lanka ke Indonesia mengalami hambatan dimana Indonesia menerapkan tindakan pengamanan (safeguard) terhadap gandum Sri Lanka.

“Proses penerapan safeguard sudah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, namun kami tetap terbuka untuk mendiskusikan hal ini lebih lanjut pada level teknis”, tegas Wamendag.

Pada akhir pertemuan, Wamendag Bayu Krisnamurti meminta dukungan Pemerintah Sri Lanka untuk mendukung tercapainya kesepakatan pembahasan Paket Bali dalam Konferensi Tingkat Menteri WTO ke-9.

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013