Malang (ANTARA News) - Universitas Muhammadiyah Malang secara bertahap mengembangkan rumah sakit yang dibangun dengan dana sekitar Rp330,7 miliar menjadi rumah sakit pendidikan utama pada tahun 2018.Tahun depan kita harus mewujudkan rumah sakit pendidikan UMM dengan kategori rumah sakit pendidikan jejaring dan tahun 2018 dihar apkan tercapainya kondisi pengembangan penuh (full development) sebagai rumah sakit pendidikan utama,"
Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Dr Muhajir Effendi, Jumat, mengemukakan rumah sakit yang dibangun mulai tahun 2010 di atas lahan seluas 9 hektare itu pada tahun 2014 ditargetkan menjadi rumah sakit pendidikan UMM dan tahun 2018 naik kelas menjadi rumah sakit pendidikan utama.
"Tahun depan kita harus mewujudkan rumah sakit pendidikan UMM dengan kategori rumah sakit pendidikan jejaring dan tahun 2018 dihar apkan tercapainya kondisi pengembangan penuh (full development) sebagai rumah sakit pendidikan utama," katanya, menegaskan.
Meski saat ini pembangunan fisiknya belum tuntas 100 persen, kata Muhajir, bertepatan dengan HUT RI 2013 sudah diluncurkan (soft opening) dan menerima pasien. Pada akhir tahun ini diharapkan pembangunan maupun ketersediaan berbagai fasilitas, SDM serta perangkat manajemen juga sudah tuntas, sehingga bisa dilakukan grand opening.
Keberadaan rumah sakit UMM tersebut, lanjutnya, selain melayani pasien umum, juga sebagai rujukan pelayanan kesehatan bagi seluruh mahasiswa dan karyawan kampus itu, bahkan perkembangannya juga diarahkan memiliki relevansi nyata terhadap pengembangan fakultas kedokteran, Ilmu Kesehatan, Psikologi serta fakultas-fakultas lain yang relevan.
Menurut dia, rumah sakit tersebut juga memberikan fasilitas pemeriksaan lebih lengkap dan modern, bahkan penderita penyakit jantung yang harus melakukan pemasangan ring bisa dilakukan di rumah sakit UMM, sehingga pasien tidak perlu ke Surabaya.
Muhajir menjelaskan rumah sakit UMM dirancang dengan kapasitas 183 bed dengan layanan medik rawat jalan yang terdiri dari spesialis anak , penyakit dalam, bedah dan obtetri, gynecologi, rawat darutrat (emergency), rawat intensif (ICU), rawat inap untuk bedah, bersalin, anak dan penyakit dalam serta operasi bedah.
Sementara untuk penunjang medik terdiri dari radiologi, farmasi, laboratorium klinik, gizi, MRI dan hemodialisa. Penunjang nonmedik terdiri dari sterilisasi, pemeliharaan sarana, laundry, kamar jenazah dan pemulasan jenazah serta rumah susun sewa (rusunawa) medik.
Gedung rumah sakit enam lantai itu terdiri dari 11 item loaksi, yakni gedung utama, gedung pendukung, rumah pembangkit, gedung rawat inap 1, rawat inap 2, gedung pelayanan khusus, depo samp[ah, IPAL , rusunawa medik, masjid dan perumahan dinas dokter.
"Akhir tahun ini diharapkan semuanya selesai, baik bangunan fisik maupun nonfisik, SDM dan manajemennya, sehingga target operasional penuh bisa terwujud," kata Muhajir, menambahkan. (E009/E001)
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013