Bandara Halim mampu tanggulangi keadaan darurat

6 Desember 2013 16:39 WIB
Bandara Halim mampu tanggulangi keadaan darurat
Seorang petugas menggunakan kendaraan khusus melintas di depan sejumlah pesawat yang terparkir saat matahari terbit di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. PT Angkasa Pura II (Persero) memutuskan untuk memindahkan sebagian operasional penerbangan komersil ke Bandara Halim Perdanakusuma. (FOTO ANTARA/Widodo S. Jusuf)
Jakarta (ANTARA News) - Bandara Halim Perdanakusuma yang bakal dibuka untuk penerbangan komersil mulai Januari 2014 guna membantu mengatasi kepadatan Bandara Internasional Soekarno-Hatta, dinilai mampu untuk menanggulangi keadaan darurat.

"Berdasarkan evaluasi, waktu tanggap darurat dari latihan Penanggulangan Keadaan Darurat (PKD) adalah 2 menit 21 detik. Ini lebih baik dari standar yang ditetapkan," kata General Manager Bandara Halim Perdanakusuma Iwan Krishadianto di Jakarta, Jumat.

Menurut Iwan, latihan PKD atau Airport Emergency Plan di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur pada 5 Desember 2013 berlangsung lancar dengan mencatatkan waktu tanggap darurat 2 menit 21 detik atau lebih baik dari standar 3 menit yang ditetapkan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO/International Civil Aviation Organization).

Ia mengemukakan, latihan PKD dengan sandi Rajawali Sakti 3 itu melibatkan 400 personel yang mampu menjalankan perannya dengan sangat baik.

Adapun peserta latihan Rajawali Sakti III dari pihak internal bandara adalah rescue and fire fighting service PT Angkasa Pura II, airport security PT Angkasa Pura II, dan air traffic controller Bandara Halim Perdanakusuma.

Sementara pihak eksternal yang terlibat antara lain unsur pendukung operasional Lanud Halim Perdanakusuma, base rescue Lanud Halim Perdanakusuma, SAR Jakarta, Pemadam Kebakaran Jakarta Timur, Polsub Sektor Bandara Halim Perdanakusuma, dan seluruh perwakilan maskapai.

Di dalam latihan tersebut diskenariokan pesawat udara BAC 1-11 registrasi PK-SSA bernomor penerbangan SA-260 dengan operator Sakti Air bertolak dari Bandara Adi Sumarmo Solo membawa 60 orang, termasuk kru pesawat menuju Bandara Halim Perdanakusuma.

Saat ingin melakukan pendaratan di runway atau landasan pacu 24 Bandara Halim Perdanakusuma tiba-tiba sekawanan burung melintas tepat di jalur pendaratan pesawat, dan terjadi benturan keras pada kaca kokpit dan beberapa burung masuk ke dalam mesin kanan pesawat sehingga mengalami kerusakan dan terbakar.

Pilot berusaha tetap melakukan pendaratan, namun mengalami hard landing dan pesawat keluar ke sebelah kanan lintasan landas pacu.

Rescue and fire fighting service PT Angkasa Pura II adalah pihak pertama yang menghampiri pesawat untuk memadamkan api. Berturut-turut kemudian pihak lain ikut memberi bantuan, termasuk helikopter yang menerbangkan korban ke rumah sakit.

Direktur Keuangan PT Angkasa Pura II Laurensius Manurung yang turut menyaksikan latihan tersebut, mengatakan latihan PKD merupakan program rutin yang dilakukan oleh kantor cabang Angkasa Pura II setiap dua tahun sekali.

"Latihan ini dimaksudkan untuk mengevaluasi kinerja setiap bandara yang terkait dengan kesiapan SDM, peralatan, maupun waktu tanggap darurat yang telah menjadi ketentuan dari ICAO," ujar Laurensius.

Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013