"Dia telah menunjukkan kekuatan memaafkan yang mengagumkan, dan menghubungkan manusia satu sama lain...makna perdamaian sejati," kata Ban dalam upacara penghormatan terakhir untuk sang ikon demokrasi itu di Soweto.
Kepada puluhan ribu manusia yang berkumpul di stadion Soccer City, Ban berkata, "Lihatlah ke sekeliling stadion ini dan mimbar ini. Kita melihat para pemimpin yang mewakili banyak sudut pandang, dan orang dari semua bidang kehidupan. Semua di sini, bersatu."
Di antara yang hadir memang para pemimpin negara yang berseberangan seperti pemimpin Amerika Serikat dan Kuba, atau pemimpin Zimbabwe dan Inggris, selain kalangan kepentingan politik berbeda-beda Afrika Selatan.
"Afrika Selatan telah kehilangan seorang pahlawan, mereka kehilangan ayah. Dunia telah kehilangan teman dan mentor tercintanya," kata Ban.
Sementara itu di teater yang sama Presiden Barack Obama menyampaikan eulogi dengan menyebut Nelson Mandela sebagai "raksasa sejarah" yang lebih dari sekadar ikon senyum dengan menunjukkan kekuatan aksi politiknya.
"Sulit menyanjung untuk orang, betapa pun kerasnya melakukan itu untuk seorang raksasa sejarah, yang telah mengantarkan satu bangsa menuju keadilan," kata Obama kepada ribuan manusia dalam stadiun yang tiba-tiba diguyur hujan itu seperti dikutip AFP.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013