"Kami butuh bantuan dan uluran tangan semua pihak untuk membantu anak saya yang sudah divonis oleh dokter mengidap penyakit tumor ganas menyerang bola mata sebelah kiri dan pertumbuhan daging sebesar bola pingpong itu terus membesar," ujar Lehman (26), sang ayah saat diwawancarai sejumlah media, Kamis.
Ia menjelaskan, bulatan hitam matanya kini telah rusak dan tidak dapat melihat lagi dan kini hanya terbaring lemah di tempat tidur, sambil tangan kanannya selalu memegang kepala menahan rasa sakit.
Reno meringis kesakitan hampir setiap saat atau beberapa menit selalu mengeluh dalam tiga bulan terakhir ini. Bocah berusia dua tahun inipun tertekan keadaan psikologi karena terbukti ia selalu menangis saat ada orang lain yang melihat penyakitnya dan meminta kedua orangtuanya untuk mengusir orang yang tidak ia kenal.
Lehman mengatakan, awalnya ada bercak merah di mata Reno seperti kemasukan debu. Waktu itu ia langsung di bawa ke rumah sakit di Jambi dan sembuh. Selang waktu satu bulan tiba-tiba ia demam panas dan muncul keanehan di matanya.
Bercak merah yang ada di matanya beberapa waktu lalu muncul kembali dan menyerang bulatan hitam matanya.
"Lantas saya bawa lagi ke klinik mata yang ada di Jambi. Dokter bilang hanya kemasukan debu," terangnya.
Namun, seiring waktu bercak merah tersebut berubah menjadi benjolan dan terus membesar hingga akhirnya bola mata Reno ditumbuhi daging hingga keluar kelopak matanya.
Sebelum penyakitnya parah seperti sekarang ini, Reno sempat di bawa ke Rumah Sakit Muhammad Hoesin (RSMH) di Palembang untuk mendapatkan pengobatan. Hasil diagnosa diketahui Reno terkena tumor ganas.
Sementara Bupati Musi Banyuasin (Muba) H Pahri Azhari melalui Kabag Humas Dicky Meiriando didampingi Camat Bayung Lencir, Demoon Herdian mengatakan pihaknya dalam waktu dekat segera mengunjungi kediaman Reno.
"Bapak Bupati sudah mendapat laporan tentang kondisi penyakit anak tersebut. Dalam waktu dekat akan ada tim yang akan meninjau ke rumah penderita tumor ganas ini,". (edy*I016/Z002)
Pewarta: Indra Gultom
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013