Pontianak (ANTARA News) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mengingatkan sejumlah perairan laut di Kalimantan Barat dalam beberapa hari kedepan tidak aman bagi semua jenis pelayaran karena berpotensi terjadi gelombang tinggi 6,0-7,0 meter....kami mengimbau kepada nelayan dan pengguna transportasi laut sebaiknya tidak melewati perairan Kalbar...
"Untuk itu kami mengimbau kepada nelayan dan pengguna transportasi laut sebaiknya tidak melewati perairan Kalbar yang berpotensi terjadi gelombang hingga mencapai ketinggian tujuh meter itu," kata Prakirawan BMKG Balai Besar Wilayah II Stasiun Meteorologi Maritim Pontianak Riza Juniarti, Minggu.
Riza menjelaskan, menurut data yang diperoleh, hingga Senin (30/12) perairan laut di Kalbar masih berpotensi tinggi, atau berbahaya bagi semua jenis pelayaran.
Data BMKG Balai Besar Wilayah II Stasiun Meteorologi Maritim Pontianak, dari Minggu (29/12) hingga Senin (30/12) untuk lima kawasan perairan laut, di antaranya perairan China Selatan utara Natuna, Kepulauan Natuna, Laut Natuna, Kepulauan Anambas, dan perairan Sambas berpotensi terjadi gelombang 5,0 meter hingga 7,0 meter.
Kemudian tiga kawasan perairan laut Kalbar lainnya, yakni perairan laut Pontianak, Karimata, dan Ketapang rata-rata 2,0 meter hingga 3,0 meter atau tidak aman untuk jenis pelayaran menggunakan kapal motor ukuran kecil, katanya.
Menurut Riza, pemicu gelombang tinggi, bisa saja karena cuaca yang saat ini cukup buruk, yakni musim penghujan dengan intensitas tinggi yang disertai angin kencang dengan kecepatan angin 28-32 knot, untuk wilayah perairan yang berpotensi tinggi hingga 7,0 meter itu.
Data BMKG Balai Besar Wilayah II Stasiun Meteorologi Maritim Pontianak, mencatat ketinggian gelombang dua meter berbahaya untuk pelayaran kapal tongkang dan kapal nelayan.
Ketinggian gelombang tiga meter berbahaya untuk pelayaran kapal tongkang, nelayan, tugboat, kapal roro, feri, sedangkan untuk ketinggian gelombang empat hingga lima meter atau lebih, sangat berbahaya untuk semua jenis kapal.
Pewarta: Andilala
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013