KA Pangrango kembali beroperasi pasca anjlok

4 Januari 2014 11:14 WIB
KA Pangrango kembali beroperasi pasca anjlok
Ilustrasi - Kereta Api Anjlok (ANTARA FOTO/Feri Purnama)

Pasca anjlok kecepatan kereta dibatasi biasanya 30 km per jam, menjadi 5 km per jam...

Bogor (ANTARA News) - Kereta Api Pangrango yang melayani rute Bogor-Sukabumi, sudah kembali beroperasi Sabtu pagi, setelah anjlok pada Jumat (3/1).

"Hari ini KA Pangrango sudah beroperasi normal, kereta sudah jalan pagi tadi pukul 08.03 WIB," ujar Kepala Stasiun Besar Bogor, Weddy Hortono, saat dihubungi Sabtu.

Weddy mengatakan, perjalanan KA Pangrango mengalami keterlambatan sekitar 28 menit yang biasanya perjalanan pertama dari Bogor pukul 07.35 menjadi 08.03 WIB.

Menurut Weddy, keterlambatan ini dikarenakan adanya pembatasan kecepatan perjalanan KA Pangrango terutama di lokasi titik anjloknya kereta.

"Pasca anjlok kecepatan kereta dibatasi biasanya 30 km per jam, menjadi 5 km per jam terutama saat melintasi rel yang anjlok," ujar Weddy.

KA Pangrango anjlok di kawasan antara Stasiun Cigombong dan Stasiun Cicurug, Jumat pada pukul 14.00 WIB.

Anjloknya kereta yang berpenumpang sekitar 350 orang tersebut terjadi karena adanya rel yang patah, sehingga satu kereta anjlok tidak bisa jalan.

Tidak ada korban jiwa pada peristiwa tersebut. Kereta yang anjlok merupakan kereta KMP3 (restorasi). Sehingga petugas meninggalkan kereta tersebut dan kembali melanjutkan perjalanan tanpa KMP3.

Akibat peristiwa tersebut dua perjalanan KA Pangrango dari Stasiun Bogor yakni pukul 15.20 dan 17.55 WIB terganggu, sehingga sejumlah penumpang yang sudah membeli tiket mencari kendaraan alternatif dan uang penumpang dikembalikan 100 persen.

"Sebenarnya tidak ada pembatalan perjalan, perjalanan kereta masih tetap ada. Hanya saja penumpangnya sudah tidak ada, mereka memilih alternatif angkutan lain," ujarnya.

Weddy mengatakan, perbaikan rel telah selesai dilakukan pada pukul 21.25 WIB, dengan memperbaiki bantalan yang patah dan kereta bisa kembali melintas.

Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014