• Beranda
  • Berita
  • Wagub Kalbar imbau masyarakat hemat gunakan elpiji

Wagub Kalbar imbau masyarakat hemat gunakan elpiji

8 Januari 2014 18:55 WIB
Wagub Kalbar imbau masyarakat hemat gunakan elpiji
Harga Elpiji Normal Kembali Pekerja memasukan gas elpiji 12 kg kedalam mobil untuk didistribusikan kepengecer disebuah agen gas epiji di Cimone, Tangerang, Banten, Selasa (7/1). Setelah melakukan revisi kenaikan harga Elpiji non-subsidi kemasan 12 Kg yang sebelumnya ditetapkan Rp 3.959 per Kg diturunkan menjadi Rp 1.000 per Kg , harga per tabung Elpiji non subsidi 12 Kg di tingkat agen dijual Rp. 90.000. (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal) ()
Pontianak (ANTARA News) - Wakil Gubernur Kalimantan Barat Christiandy Sanjaya mengimbau masyarakat Kalbar hemat menggunakan elpiji, sehingga selain bisa menekan biaya bahan bakar itu, juga membantu Pertamina mengurangi kerugian akibat masih menjual elpiji tabung 12 kilogram di bawah harga keekonomian.

"Mari mulai sekarang kita menggunakan bahan bakar secara hemat, baik itu elpiji maupun bahan bakar minyak, sekaligus mendukung gerakan nasional hemat energi," kata Christiandy Sanjaya di Pontianak, Rabu.

Christiandy menjelaskan, dengan berhemat maka masyarakat secara tidak langsung membantu Pertamina dalam mengurangi kerugian negara akibat masih menjual elpiji tabung 12 kilogram di bawah harga keekonomian.

Harga keekonomian elpiji saat ini mencapai Rp10.785/kilogram atau selisih Rp5.841/kilogram, artinya kenaikan Rp3.500/kilogram masih menyisakan kerugian sebesar Rp5.481/kilogram yang masih harus ditanggung oleh Pertamina.

Kerugian Pertamina masih cukup tinggi, dengan hanya menaikkan harga elpiji tabung 12 kilogram dari semula Rp3.500/kilogram menjadi Rp1.000/kilogram, katanya.

"Kenaikan sebesar Rp1.000/kilogram saya nilai masuk akal, karena kalau Pertamina masih tetap ngotot dengan kenaikan sebelumnya, yakni Rp3.500/kilogram, maka sangat memberatkan masyarakat, apalagi kesannya mendadak," kata Christiandy.

Dalam kesempatan itu, Wagub Kalbar menambahkan, kalau kenaikan itu terlalu tinggi, masalahnya kelompok masyarakat yang sebelumnya menggunakan elpiji nonsubsidi, maka akan beralih ke elpiji bersubsidi.

"Itu yang perlu dipikirkan secara matang, dampak dari perbedaan harga yang sangat jauh itu, bisa menimbulkan masalah baru lagi, seperti akan berdampak pada sulitnya memperoleh gas bersubsidi sehingga merugikan masyarakat yang tidak mampu," katanya.

(A057/N005)

Pewarta: Andilala
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014