Pantuan di lokasi, ikan tapah raksasa sepanjang 1,7 meter dengan lingkar dada 51 cm ini sempat membuat kewalahan Wardan, namun akhirnya berhasil diangkat ke atas perahu.
Keberhasilan Wardan (32) menaklukkan ikan ini menjadi cerita menarik bagi warga sekitar, bahkan saat ikan itu akhirnya dibeli pedagang asal Sekayu, warga masih beramai-ramai menyaksikan penimbangan hewan sungai tersebut hingga masuk ke dalam mobil.
Wardan mengaku dia menangkap ikan dengan pancing sistem rawai yaitu memasang belasan hingga puluhan mata pancing yang diikat dengan satu tali induk dan dibiarkan hanyut di sungai.
Nelayan yang sehari-hari mencari ikan sembari bekerja sebagai tukang kayu ini memang tidak menyangka bakal menangkap ikan tapah yang termasuk dalam spesies ikan duri air tawar dalam famili Siluridae. Ikan ini masuk nomor dua terbesar dunia setelah ikan Araipama.
Kebahagiaan Wardan masih nampak hingga sore harinya, meski menurutnya ikan itu makan umpannya pada pagi menjelang subuh.
"Saya tahunya jam delapan dan begitu melihat tali rawai, saya diam saja, was-was kalau bukan ikan raksasa pasti ada hal aneh. Goyangan tali sangat berbeda dan ombak sekitar tali begitu kuat," paparnya.
Saat itu, ia langsung menarik tali rawainya dan bersiaga, maklum sendirian saja memeriksa pancing rawai yang dipasang semalam sebelumnya.
"Saya menjadi yakin saat tali yang saya pegang langsung bereaksi kuat, dan lama sekali baru berhasil mengangkat ikan itu ke parahu," katanya.
Lelaki berambut belah tengah ini pun bercerita bahwa dia biasa menggunakan mata kail nomor 3 hingga nomor 1 dengan ukuran tali 3 mm dirangkai hingga belasan mata pancing.
Sebelum menangkap ikan seberat 40 kg ini, dia mengaku pernah memancing dengan cara yang sama berhasil menangkap ikan tapah seberat 18 kg.
Sementara, umpan kail yang digunakan adalah udang atau ikan kecil. Namun, saat merawai ikan tapah ini memakai umpan udang, katanya.
Seorang pemilik toko pancing di Sekayu, Siemen Guciano mengatakan bahwa mata kail yang biasa dipakai merawai adalah nomor tiga dengan tali ukuran 3-4 mm dan tali. (M033)
Pewarta: Muhammad Suparni
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014