Staf PBB, IMF jadi korban serangan di Kabul

19 Januari 2014 05:46 WIB
Staf PBB, IMF jadi korban serangan di Kabul
Afghanistan map (ANTARA)
Kabul (ANTARA News) - Seorang pembom bunuh diri Taliban dan orang-orang bersenjata menyerang sebuah restoran populer dengan orang-orang asing di dalamnya di jantung ibukota Afganistan, Kabul, menewaskan 21 orang termasuk tiga staf PBB dan perwakilan tinggi Dana Moneter Internasional (IMF) di negara itu.

Sejumlah prita bersenjata menyerbu masuk ke restoran Lebanon, "menyemprotkan" peluru ke arah pengujung setelah pembom meledakkan dirinya di dekat pintu masuk pada Jumat sekitar pukul 7.30 malam, ketika orang-orang duduk untuk makan malam.

Kantor berita Reuters mengutip polisi melaporkan, 13 orang asing termasuk di antara mereka yang tewas, dan rincian mengenai korban mulai diungkapkan pada hari Sabtu.

Departemen Luar Negeri AS mengatakan, tiga warga negara AS tewas. Inggris dan Kanada menegaskan mereka masing-masing kehilangan dua warga negaranya, sementara Denmark menyebut seorang warganya jua tewas.

American University of Afghanistan (AUAF) mengatakan dua karyawan berkewarganegaraan AS tewas dalam serangan di La Taverna du Liban, sebuah tempat makan populer dengan pemiliknya yang karismatik, Kamal Hamade, juga tewas.

"Kami terpukul dengan berita itu," kata Michael Smith, presiden AUAF mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Setelah ledakan pertama, bunyi tembakan sporadis terdengar selama satu jam berikutnya. Dua orang bersenjata di dalam restoran Lebanon, yang terletak di kantong diplomatik Kabul, itu ditembak mati oleh polisi, menurut seorang pejabat Afghanistan.

Sebagian besar pasukan asing bersiap-siap meninggalkan Afghanistan tahun ini setelah lebih dari satu dekade perang. Pengamat Afghanistan khawatir Taliban akan mengintensifkan serangan dalam jangka--sampai dengan pemilu bulan April untuk menemukan pengganti Presiden Hamid Karzai.

Bertentangan dengan Washington atas ketentuan pakta keamanan bilateral yang mengatur penarikan, Kanzai masih berunding untuk kemungkinan sejumlah pasukan AS tetap tinggal.

Jika tidak tercapai kesepakatan, pasukan Afghanistan akan dibiarkan untuk melawan para pemberontak tanpa bantuan asing.

Taliban mengaku bertanggung jawab atas serangan pada Jumat itu, menyebutnya sebagai pembalasan atas serangan udara AS awal pekan ini yang juga mengundang kecaman Karzai karena delapan warga sipil terbunuh.

Gedung putih mengutuk kekesaran itu.

"Tidak ada pembenaran yang mungkin untuk serangan ini, yang telah menewaskan warga sipil tak berdosa, termasuk warga Amerika, yang bekerja setiap hari membantu rakyat Afghanistan mencapai masa depan yang lebih baik dengan pendidikan tinggi dan bantuan ekonomi di Universitas Amerika, PBB, Dana Moneter Internasional, dan organisasi lainnya," katanya dalam satu pernyataan.

Beberapa staf dapur restoran selamat dengan melarikan diri ke atap, di mana mereka bersembunyi sampai polisi menyelematkan mereka.

"Ketika saya berada di dapur, saya mendengar tembakan di luar. Lalu semua orang melarikan diri dan saya naik ke atas dan sembunyi dengan cerobong asap di belakang saya selama dua sampai tiga jam," kata Suleiman, seorang juru masak di restoran Lebanon tersebut sebagaimana dilaporkan Reuters.


Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014