Berdasarkan pantauan Antara, wilayah-wilayah yang tergenang banjir, antara lain jalan depan Kantor Pos Besar Semarang dengan ketinggian air 30-60 cm, dan kawasan Kota Lama Semarang setinggi 40-60 cm.
Seluruh kawasan Kota Lama Semarang tergenang banjir, termasuk akses masuk ke Stasiun Tawang Semarang. Bahkan, stasiun kereta api (KA) tersebut juga terendam banjir dengan ketinggian air mencapai 80 cm.
Banjir juga menggenangi Pasar Johar dengan ketinggian 20-30 cm, kemudian kawasan bisnis dan pertokoan di Jalan KH Agus Salim hingga Bundaran Bubakan Semarang, Jalan MT Haryono dan Jalan Pattimura Semarang.
Ketinggian air di Bundaran Bubakan relatif tinggi mencapai sekitar 70 cm sehingga menyebabkan banyak kendaraan bermotor, terutama sepeda motor yang akhirnya mogok karena tak kuat menerjang banjir.
Jalan Pattimura, Jalan dr Cipto, dan sepanjang Jalan Citarum hingga mendekati jembatan Arteri Semarang juga tak luput dari genangan banjir, setidaknya ketinggian air di titik tersebut antara 40-50 cm.
Deretan sepeda motor mogok terlihat hampir di seluruh ujung jalan yang tergenang banjir itu, meski ada beberapa pengendara yang berhasil melewati genangan air tanpa mengalami kendala mesin mati.
Anak-anak dan pemuda sekitar yang memanfaatkan fenomena banjir untuk mengais rezeki pun bermunculan di titik-titik tersebut untuk menawarkan jasa dorong motor, jasa gerobak angkut, dan bengkel "dadakan".
Selain menggenang jalan, banjir juga menggenangi wilayah permukiman di Kota Semarang, terutama di kawasan Utara. Di antaranya, wilayah Bugangan, Sawah Besar, Genuk, Kaligawe, Dempel, dan Tlogosari Semarang.
Bahkan, Sungai Banjir Kanal Timur Semarang pun tampak meluber hingga bibir Sungai dan ketinggian permukaan airnya hampir mendekati bibir jembatan lama yang menjadi penghubung Jalan Barito dan Sawah Besar.
Menurut Yusuf (52), warga Dempel Semarang, banjir kali ini memang cukup besar sehingga mengakibatkan air sampai masuk ke dalam rumah, padahal biasanya banjir hanya menggenangi jalan di perumahan itu.
"Banjir kali ini cukup besar. Rumah saya memang sudah ditinggikan, tetapi hanya bagian depan. Air masuk justru dari dalam, merembes dari sela-sela ubin. Ya, mudah-mudahan cepat surut," katanya.
(KR-ZLS/Z002)
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014