• Beranda
  • Berita
  • Sosialiasasi kondom harus dilakukan bagi kelompok berisiko

Sosialiasasi kondom harus dilakukan bagi kelompok berisiko

26 Januari 2014 23:21 WIB
Sosialiasasi kondom harus dilakukan bagi kelompok berisiko
AIDS, HIV/AIDS (FOTO ANTARA/Yudhi Mahatma)
Jakarta (ANTARA News) - Sosialisasi penggunaan kondom kepada masyarakat terutama kelompok berisiko harus terus dilakukan terus menerus untuk mencegah penularan HIV/AIDS dan penyakit menular seksual lainnya.

Berdasarkan data Komisi Penanggualangan AIDS Nasional (KPAN),
sekitar 77 persen penularan HIV/AIDS terjadi melalui hubungan seks.

Sekretaris KPAN Kemal Siregar mengatakan di Jakarta, Minggu, kelompok berisiko menjadi populasi kunci yang memegang peran penting dalam penularan HIV/AIDS.

Yang termasuk kelompok berisiko itu yakni wanita tuna susila (WTS) atau pekerja seks komersial (PSK), laki-laki pembeli seks komersial, dan kaum homoseksual.

Menurut data terakhir KPAN, di tahun 2013 jumlah masyarakat yang
terjangkit virus mematikan tersebut, yaitu WTS sebanyak 10 persen, LSL (lelaki suka sesama lelaki) 9--12 persen, dan waria 35 persen.

Adapun masyarakat umum hanya berkisar 0,2 -- 0,3 persen, sekalipun angka resmi prevalensi HIV di masyarakat umum sedemikian, tetapi banyak pakar menganggap angka tersebut sebagai puncak gunung es, karena orang masih enggan untuk diperiksa HIV.

Hal senada juga disampaikan pakar kesehatan masyarakat dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Adi Sasongko.

Sosialisasi kepada kelompok berisiko dan masyarakat luas perlu terus ditingkatkan, agar tidak menyinggung kelompok masyarakat yang sensitif terhadap isu kondom, ujar dia.

Adi menyarankan agar dilakukan teknik yang berbeda antara sosialisasi pada masyarakat luas dan kelompok berisiko.

Pada kelompok masyarakat umum, lanjutnya, sosialisasi sebaiknya
dilakukan dengan menekankan kondom sebagai alat kontrasepsi.

Adi menambahkan, Indonesia sedang menghadapi moment kritis dalam memerangi ancaman HIV, dan saat ini Indonesia merupakan anggota ASEAN dengan kasus HIV yang tertinggi, estimasi 610.000 orang yang menderita HIV dan sekitar 76.000 infeksi HIV ini pada tahun 2012.

Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) Kemal Siregar mengungkapkan salah satu langkah yang ditempuh ialah mempromosikan penggunaan kondom kepada seluruh populasi kunci.

Hal itu sejalan dengan program Millenium Development Goals (MDGs) yang memasukkan penggunaan kondom sebagai salah satu cara mencegah penyebaran HIV/AIDS, ungkap Kemal. (*)

Pewarta: Ganet
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014