Bandung (ANTARA News) - Asosiasi Pembudidaya Ikan dan Nelayan Danau Cirata (Aspindac) mengatakan ratusan ton ikan budidaya di Waduk Cirata dan Saguling mati dikarenakan faktor cuaca ekstrim yang melanda wilayah Kabupaten Bandung Barat, Jabar, beberapa hari ini.Contohnya ialah ikan nila, ikan ini saja mati, padahal ikan nila itu ikan yang cukup kuat
"Imbasnya petani ikan yang ada di Waduk Cirata dan Saguling merugi hingga miliaran rupiah. Jadi dua minggu ke belakang ini, ratusan ton ikan mati karena tidak ada cahaya matahari," kata Aspindac Sundaya, ketika dihubungi melalui telepon, Senin.
Menurut dia, tidak adanya sinar matahari menyebabkan kandungan oksigen dalam air menjadi berkurang sehingga ikan-ikan tidak bisa bernafas yang akhirnya lemas kemudian mati.
"Selain itu, intesitas hujan yang tinggi menyebabkan air di dasar waduk naik ke permukaan dengan membawa endapan dan lumpur beserta sisa-sisa pakan ikan yang mengendap di dasar waduk," kata Sundaya.
Hal itu, menurut dia, mengakibatkan endapan menjadi racun sehingga ikan tidak kuat bertahan hidup, bahkan jenis ikan yang memiliki kekuatan dalam menghadapi berbagai cuaca saja bisa mati.
"Contohnya ialah ikan nila, ikan ini saja mati, padahal ikan nila itu ikan yang cukup kuat," katanya.
Menurut dia, akibat cuaca ekstrim ini juga dikhawatiran akan menciptkan virus baru yang menyerang ikan.
"Jadi datangnya virus itu, biasanya tidak terdeteksi oleh petani karena yang diserang adalah insang ikan sehingga petani tidak bisa melihatnya," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya berharap ada perhatian dari pemerintah daerah untuk bisa menanggulangi dampak cuaca ektrim yang dirasakan oleh petani ikan di sana.
"Tentunya, saya sangat berharap ada semacam program dari pemerintah untuk menanggulangi masalah ini. Petani sudah tidak berdaya karena mengalami kerugian yang tidak sedikit," kata dia.
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014