"Keuntungan saya bisa tiga kali lipat. Per harinya saya dapat pemasukan sekitar satu juta rupiah dari kertas angpao ini, dan pernak-pernik lainnya," kata pedagang yang datang dari Surabaya, Paijo (35) dan akrab disapa Jojo, di Petak Sembilan, Jakarta, Kamis.
Bahkan, ketika dua minggu hingga satu minggu menjelang Imlek, yakni 17 hingga 24 Januari lalu, pemasukan dari penjualan pernak-pernik yang didominasi kertas angpau itu, bisa mencapai lebih dari Rp2 juta per hari.
Pada hari biasa, Jojo yang menjual obat-obatan herbal, hanya mendapat Rp300 ribu per harinya.
"Saya jual kertas angpaonya dengan harga Rp4000 per kotaknya, tapi sekarang karena udah mau Imlek, harganya diturunin, jadi 10 ribu dapat empat," kata Jojo, yang mengambil stok dagangan di Pasar Asemka, Jakarta Barat.
Lain dengan Jojo, pedagang pernak-pernik lainnya, Novriyanti mengaku mampu meraih pemasukan hingga mencapai empat juta per harinya, dibandingkan keuntungan satu juta per hari ketika dia menjual perkakas rumah tangga pada hari biasa.
Pemasukan Novriyanti yang jauh melebihi Jojo, disebabkan karena wanita berusia 24 tahun itu juga menjual makanan khas Imlek seperti dodol China, yang dia banderol Rp25 ribu perkilogram.
Menurut dia, penjualan dodol China juga tak kalah dengan kertas angpao. Per harinya, Novriyanti dapat menjual 50 kilogram dodol China.
"Jika sudah begini, saya bisa terus berjualan pernak-pernik Imlek, sampai semua barang dagangan habis, walaupun hingga hari-hri setelah perayaan Tahun Baru Imlek berakhir," ujarnya.
Menurut Ketua RW 01 Glodok, Tamansari, Jakarta Barat, Ferry Setyawan, jumlah pedagang dan juga pengunjung yang akan beribadah ke dua wihara besar di Petak Sembilan, akan semakin ramai hingga Kamis malam.
Dia prediksikan, jumlah warga yang beribadah ke dua wihara besar yakni Wihara Dharma Bhakti dan Dharma Jaya akan mencapai 10 ribu orang dan datang dari berbagai daerah di luar Jakarta.
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014