Gubernur Kalimantan Selatan Rudy Ariffin di Banjarmasin, Senin mengatakan, perpustakaan desa merupakan program yang cukup penting dan strategis untuk semakin mendekatkan masyarakat dan pelajar, utamanya yang berada di pelosok dengan ilmu pengetahuan.
"Buku merupakan salah satu sumber pengetahuan, sehingga perpustakaan desa menjadi sarana yang cukup efektif untuk membantu mencerdaskan masyarakat," katanya.
Selain perpustakaan desa, pemerintah juga menyediakan perpustakaan keliling, ditambah sarana serupa dari instansi, sekolah swasta seperti madrasah, sampai pengelola mesjid yang turut menyediakan perpustakaan.
Meningkatkan kunjungan terhadap generasi muda ke perpustakaan, pemerintah juga melengkapi fasilitas perpustakaan dengan teknologi seperti internet dan lainnya, sehingga memudahkan pelajar maupun mahasiswa untuk mendapatkan bahan-bahan yang dicari.
"Teknologi cukup penting untuk melengkapi perpustakaan desa, sehingga tidak menutup kemungkinan pada saatnya setiap perpustakaan akan dilengkapi dengan komputer, apalagi saat ini hampir di seluruh kecamatan di Kalsel sudah ada jaringan internetnya,"katanya.
Sebelumnya, Kepala Perpustakaan Nasional, Sri Sularsi mengatakan, di masyarakat, membaca belum menjadi budaya, sehingga masih perlu dorongan agar minat terhadap buku ini semakin meningkat.
Menurut Sularsih, berdasarkan hasil survei, minat baca orang Indonesia itu 1 : 1.000 atau hanya satu orang dari seribu yang suka membaca.
Padahal tambah dia, membaca sangat penting dan kini menjadi kebiasaan atau budaya orang-orang di Negara maju.
"Masih rendahnya minat baca ini disebabkan banyak faktor, salah satunya kurangnya kemampuan daya beli terhadap buku," katanya.
Sehingga, tambah dia, peran perpustakaan untuk membantu masyarakat hingga pelosok pedesaan agar memiliki kemauan membaca dengan menyediakan buku-buku gratis sangatlah penting.
Kepala Perpustakaan dan arsip Daerah Provinsi Kalsel, Hawari menambahkan, memacu minat baca ini adalah dengan penyediaan perpustakaan hingga di tingkat desa.
Disebutkan, saat ini Pemprov Kalsel sudah punya perpustakaan desa sebanyak 668 buah dan sampai 2015 ditarget terpenuhi 1.000 buah. Selain itu, koleksi buku juga terus diupayakan bertambah.
Terkait pelaksaan Kalsel Book Fair, menurut Hawari mendapat sambutan masyarakat dan penerbit, terbukti dengan keterlibatan sebanyak 91 perusahaan penerbitan dari berbagai kota di Indonesia, sementara panitia hanya menyediakan 41 stand.
"Peminat book fair sangat banyak, sehingga terpaksa satu stan diperuntukkan untuk dua peserta," ujarnya.
(U004/H005)
Pewarta: Ulul M
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014