"Laporan sementara yang saya terima sekitar 20 Desa di wilayah Kei Besar yang meliputi tiga kecamatan yakni Kei Besar, Kei Besar Utara Timur dan Kei Besar Selatan, terkena angin kencang dan banjir rob akibat ombak besar lebih dari empat meter," kata Bupati Andreas yang dikonfirmasi Antara melalui telepon seluler di Ambon, Senin malam.
Ia mengatakan, 100-an unit rumah warga di tiga kecamatan tersebut dilaporkan rusak baik ringan maupun berat akibat bencana alam tersebut, di samping fasilitas umum lainnya rusak.
"Sedikitnya 1.500 warga juga dilaporkan mengungsi sementara ke lokasi-lokasi yang dianggap aman diantaranya dengan menempati Puskesmas, gedung sekolah, rumah ibadah maupun rumah tetangga dan keluarga," katanya.
Sejumlah desa atau Ohoi (Bahasa daerah maluku Tenggara) yang terkena bencana alam tersebut diantaranya Ohoi Hor, Ohoi Ad, Ohoi Mun, Ngat, Karkarit, Daftel, Ler Ohoilim, Mataholat, Larat, Rerean, Nerong, Watkidat, Wafol, Langgiar, Ngan, Soindrat, Wemaf, Bombay dan Watsin.
Bupati menegaskan, telah melakukan rapat mendadak dengan instansi teknis terkait untuk membicarakan langkah-langkah penanganan yang akan segera dilakukan, termasuk penyaluran bantuan tanggap darurat, tetapi harus menunggu cuaca membaik.
"Kami belum bisa menerjunkan tim bantuan ke lokasi bencana untuk memberikan bantuan tanggap darurat, karena cuaca masih ekstrim karena angin kencang dan gelombang besar," katanya.
Ia mengaku tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku Tenggara, sejak Senin pagi sudah mencoba berangkat ke lokasi bencana dengan menggunakan kapal laut, tetapi gagal karena ombak besar dan angin kencang.
"Tim BPBD sudah mencoba untuk berangka ke Kei Besar, tetapi akhirnya dibatalkan. Saya meminta mereka untuk tidak mengambil resiko karena gelombang terlalu besar besar dan angin kencang, dan dikawatirkan bisa celaka serta menimbulkan korban jiwa," ujarnya.
Bupati menambahkan tim BPBD bersaama sejumlah instansi teknis terkait disiagakan untuk sewaktu-waktu diberangkatkan jika situasi memungkinkan dan cuaca membaik.
Sedangkan Sekretaris BPBD Maluku, Kifly Wakanno, banjir rob dan angin kencang yang melanda Maluku Tenggara karena dipengaruhi dampak tiga daerah tekanan rendah (tropical low) di Utara Australia, di mana kecepatan angin lebih dari 35 KM/jam.
Angin kencang mempengaruhi tinggi gelombang laut mencapai lebih dari empat meter menyulitkan penyaluran bantuan kepada para korban.
Kifly juga menambahkan, menerima laporan dari BPBD Kota Tual ada jembatan yang putus karena banjir rob akibat hujan mengguyur daerah setempat.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pattimura Ambon, George Mahubessy, mengatakan, dampak tropical low kian kuat menyusul peringatan yang dikeluarkan sejak akhir Januari 2014.
Dampaknya, terjadi angin kencang lebih dari 30 Km/jam di pulau Ambon - Seram bagian Timur - Banda - Kepulauan Geser - Kota Tual - Kabupaten Maluku Tenggara - Kepulauan Aru, Maluku Tenggara Barat (MTB) - Maluku Barat Daya (MBD).
Angin kencang juga mempengaruhi tinggi gelombang diprakirakan melebihi dua meter hingga enam meter di perairan pulau Ambon, laut Seram, Selat Manipa, perairan Geser, laut Buru, laut Banda, perairan Kei, laut Aru, laut Arafura, perairan Tanimbar - MTB - MBD.
Pewarta: Jimmy Ayal
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014