UNY kembangkan salep luka bakar dari bekicot

3 Februari 2014 23:27 WIB
UNY kembangkan salep luka bakar dari bekicot
Bekicot berjalan di rerumputan. (wikipedia)
Yogyakarta (ANTARA News) - Mahasiswa Program Studi Pendidikan IPA Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta yang tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian mengembangkan salep luka bakar dari lendir bekicot.

"Bahan kimia yang terkandung di dalam mucus atau lendir bekicot (Achatina fulica Ferussac) antara lain achatin isolat, heparan sulfat, dan kalsium," kata ketua tim mahasiswa Rekno Wulan di Yogyakarta, Senin.

Menurut dia, achatin isolat bermanfaat sebagai antibakteri dan antinyeri, heparan sulfat bermanfaat dalam mempercepat proses penyembuhan luka dengan membantu proses pembekuan darah, dan kalsium berperan dalam hemostatis.

"Berdasarkan hal itu kami tertarik untuk mengembangkan penelitian tentang salep luka bakar dari lendir bekicot dan uji aktivitasnya sebagai antibakteri dan uji aktivitasnya dalam membunuh bakteri Pseudomonas aeruginosa," katanya.

Ia mengatakan pada uji antibakteri, penelitian mengunakan lendir bekicot sawah dan dilakukan uji aktivitasnya untuk bakteri Pseudomonas aeruginosa. Dalam pengujian itu digunakan tiga variasi lendir bekicot, yakni 25 persen, 50 persen, dan 75 persen.

Pengujian dilakukan dengan teknik wall difuson. Setelah melakukan uji aktivitas bakteri, salep luka bakar lendir bekicot yang dibuat adalah salep dengan menggunakan konsentrasi lendir sebanyak 25 persen.

"Berdasarkan uji bakteri dengan konsentrasi tersebut telah mampu menghambat aktivitas antibakteri Pseudomonas aeruginosa sehingga salep luka bakar lendir bekicot yang akan dibuat adalah dengan konsentrasi 25 persen," katanya.

Menurut dia, jumlah salep yang dibuat pada penelitian itu adalah 100 gram dengan perbandingan lendir bekicot 25 gram dan bahan campuran pembuat salep yakni vaselin sebanyak 75 gram.

Pembuatan salep itu dilakukan dengan cara mencampurkan lendir dan vaselin menjadi satu sampai tercampur menjadi homogen. Setelah adonan salep tercampur menjadi homogen, bahan salep itu diinkubasi di dalam "freezer" kemudian didiamkan selama 24 jam.

"Setelah itu salep lendir bekicot siap digunakan. Salep luka bakar tersebut merupakan salep tingkat ringan yang digunakan di bagian kulit epidermis," katanya.

Anggota tim mahasiswa antara lain Apriyana Sandranuari, Rachma Trihani Praptiwi, Nuri Kiswandari, dan Avi Nurul Makrifah dengan dosen pembimbing Asri Widowati.

(B015/M008)

Pewarta: Bambang S Hadi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014