Stasiun Tawang, Semarang, kebanjiran lagi

4 Februari 2014 11:35 WIB
Stasiun Tawang, Semarang, kebanjiran lagi
Sebuah mobil yang diparkir terendam air yang membanjiri Stasiun Tawang Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (23/2). Hujan yang turun sejak awal tahun ini juga membuat stasiun tersebut beberapa kali terendam banjir. (ANTARA/R. Rekotomo)
Semarang (ANTARA News) - Stasiun Tawang kebanjiran lagi setelah hujan deras mengguyur Kota Semarang, Jawa Tengah, sejak Senin malam (3/2) hingga Selasa pagi.

Banjir menggenangi ruang tunggu dan ruang-ruang perkantoran di Stasiun Tawang dengan ketinggian 40-50 sentimeter. Deretan pertokoan yang berjejer di dalam areal stasiun tersebut tak luput dari genangan.

Sementara loket pemesanan tiket yang berada di areal yang lebih tinggi di stasiun itu tidak tergenang dan tetap melayani calon penumpang sebagaimana biasa.

Namun jalan menuju Stasiun Tawang, yang berada di kawasan Kota Lama Semarang, sulit dilalui karena  tergenang banjir dengan ketinggian bervariasi antara 30-70 sentimeter.

Akibat banjir yang menggenangi Stasiun Tawang, PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi IV Semarang menetapkan status berhenti luar biasa (BLB) di Stasiun Poncol.

Meski demikian tetap ada sejumlah penumpang yang menggunakan Stasiun Tawang untuk naik kereta api meski harus menyeberangi banjir, termasuk di antaranya Budi (32), calon penumpang KA Argo Bromo Anggrek.

"Jadwal keretanya berangkat sekitar pukul 12.00 WIB. Ya, mudah-mudahan tidak terlambat," katanya.

Kepala PT KAI Daops IV Semarang Wawan Ariyanto mengatakan status BLB di Stasiun Poncol diberlakukan sejak Selasa pagi karena Stasiun Tawang kebanjiran.

"Kami memberlakukan status BLB di Stasiun Poncol. Bagi calon penumpang yang jadwal pemberangkatannya di Stasiun Tawang dialihkan ke Stasiun Poncol agar tidak kebanjiran," katanya.

Namun, kata Wawan, penumpang yang ingin naik dari Stasiun Tawang tetap dilayani.

Stasiun Tawang Semarang juga sempat tergenang banjir pada Kamis (23/1), setelah hujan deras mengguyur Kota Semarang. Bahkan ketinggian air saat itu mencapai 80 sentimeter.

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014