Beirut/Tel Aviv (ANTARA News) - Israel mencabut blokade laut terhadap Lebanon, Jumat, hampir dua bulan setelah perang 33 hari antara negara Yahudi itu dan pejuang Syiah Libanon, Hizbullah.
Pencabutan blokade laut itu dilakukan sehari setelah Israel mengakhiri blokade udara terhadap Libanon dan setelah kedatangan pasukan penjaga perdamaian dari Prancis, Italia, Inggris dan Yunani, yang akan mengawasi pelaksanaan embargo senjata terhadap Hizbullah.
Seorang juru bicara pemerintah Israel mengonfirmasi bahwa angkatan laut Israel telah menyerahkan tanggung jawab bagi pengawasan perairan Lebanon kepada pasukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sampai pasukan angkatan laut Jerman ditempatkan dalam waktu dua pekan.
"Pasukan laut PBB itu akan dipimpin oleh orang-orang Italia dan melanjutkan misinya sampai pasukan Jerman tiba," kata seorang pejabat pemerintah Lebanon sebelumnya kepada Kantor Berita DPA.
Sekretaris Jenderal PBB, Kofi Annan, dalam sebuah pernyataan yang disiarkan di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat (AS), menyambut baik penempatan pasukan laut itu dengan mengatakan, itu akan membantu "mengamankan perbatasan laut dan titik-titik masuk laut Libanon".
"Satuan tugas laut sementara itu akan tetap ditempatkan sampai komponen maritim Misi PBB di Libanon (UNIFIL) ditempatkan sepenuhnya dalam beberapa pekan mendatang," kata Annan.
Israel secara resmi mencabut blokade udara terhadap Lebanon pada Kamis pukul 18.00 waktu setempat (pukul 22.00 WIB), dan berjanji mencabut blokade laut pada waktu yang sama, namun menundanya setelah pasukan laut internasional itu belum siap mengambil alih.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel, Amir Peretz, mengatakan kepada Menteri Luar Negeri Jerman, Franz-Walter Steinmeier, yang mengunjungi kawasan itu bahwa Israel juga akan menarik pasukan daratnya dari Libanon dalam waktu dua pekan.
"Kepergian Pasukan Pertahanan Israel bergantung pada kedatangan pasukan internasional. Rencananya adalah melakukan penarikan secepat mungkin. Kami ingin koordinasi diselesaikan dalam waktu dua pekan ini," katanya. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006