Pelukis-pelukis muda dari Padang, Pelambang, Medan, Pekanbaru, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Samarinda, dan Makassar menampilkan keunikan tradisi dan potret kota asal mereka dalam karya lukis yang akan dipajang di museum itu hingga 23 Februari mendatang.
Di antara karya para pemenang lomba lukis "Uniknya Kotaku" yang diikuti oleh 2.500 lebih seniman muda itu, ada lukisan "Boekit Tinggi City Journey" karya Reza Saputra, "Saksi Bisu Medan" buatan Tashia Taslim, dan lukisan "Panjat Pinang di Tepi Musi" karya M. Apriyansa.
"Pameran ini dilakukan untuk mengembangkan dan mempertahankan seni rupa kawula muda di Indonesia dan mendorong mereka untuk tidak takut berkarya," kata Brand Manager PT. Faber-Castell International Indonesia, Fransiska Remila, penyelenggara pameran itu.
Bersama karya-karya para pelukis muda itu dipamerkan pula karya-karya seniman Beng Rahardian, Robi Fathoni, Indiria Maharsi, Widiyatno, Fajar Sungging dan beberapa nama lainnya.
Beng Rahardian mengatakan melukis dengan pensil merupakan dasar dari kegiatan kesenirupaan dan mengapresiasi pelukis Robi Fathoni dan Widiyatno yang mahir melukis pensil.
"Saya berharap bisa lebih banyak lagi gerakan seperti ini, agar generasi muda yang ingin belajar dengan pensil semakin antusias," katanya.
Pewarta:
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014