Kediri (ANTARA News) - Akses jalan dari Kabupaten Kediri, Jawa Timur, menuju Malang sempat ditutup akibat aliran lahar dingin yang melewati Sungai Konto, Kabupaten Kediri.petugas sempat menutup jalur lalu lintas yang melewati jembatan tersebut, sehingga macet total. Kendaraan yang melaju, baik dari arah Kediri atau hendak ke Malang tidak bisa lewat.
"Curah hujan tinggi sejak siang hari dan sore bertambah naik," kata Kepala Subbagian Hubungan Masyarakat Polres Kediri AKP Budi Nurtjahjo, Selasa malam.
Ia mengatakan, terdapat tiga bangunan yang sempat terendam lahar dingin. Posisi bangunan itu berada dekat dengan bantaran sungai, yaitu dua rumah warga serta sebuah mushala.
Lokasi bangunan yang terendam banjir lahar dingin itu terjadi di Desa Damarwulan, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri dengan ketinggian sekitar satu meter.
Air datang dengan membawa material vulkanik yaitu pasir serta tercium bau belerang. Air itu merendam rumah warga yang memang ditinggal pemiliknya mengungsi.
Pihaknya menyebut, petugas sempat menutup jalur lalu lintas yang melewati jembatan tersebut, sehingga macet total. Kendaraan yang melaju, baik dari arah Kediri atau hendak ke Malang tidak bisa lewat.
Jalur itu merupakan jalur utama yang menghubungkan dua daerah tersebut.
Untuk saat ini, arus lalu lintas sudah mulai dibuka, terutama untuk kendaraan roda dua. Mereka diperbolehkan untuk lewat jalur tersebut.
Sampai saat ini, tambah Budi, belum ada laporan tentang jembatan putus.
Anggota yang diturunkan untuk memantau situasi pun juga belum melaporkan tentang adanya jembatan putus tersebut.
Sementara itu, Kepala Pusat Vulkanologi Mitigas Bencana Geologi (PVMBG), M Hendrasto menyebut, potensi banjir lahar dingin bisa terjadi ketika curah hujan cukup tinggi terjadi di kawasan puncak Gunung Kelud (1.730 mdpl) di Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri.
"Kalau hujan lebat bisa saja lahar dingin turun dan tingkat berbahayanya juga tinggi, karena saat turun bisa sampai batu besar-besar," katanya.
Ia mengatakan lahar memang bisa saja turun, namun semua juga tergantung cuaca. Diharapkan, masyarakat menjauhi lokasi yang dijadikan sebagai kantung-kantung lahar, agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
(KR-FQH)
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014