Paus serukan pengakhiran kekerasan di Ukraina

19 Februari 2014 22:45 WIB
Paus serukan pengakhiran kekerasan di Ukraina
Paus Fransiskus menangkap rosario. (REUTERS/Max Rossi )

Saya mengajak semua pihak menghentikan kekerasan dan mengupayakan kesepakatan serta perdamaian untuk negeri itu,"

Vatikan (ANTARA News) - Paus Fransiskus pada Rabu mendesak pengakhiran kekerasan oleh kedua pihak di Ukraina, dengan menyatakan prihatin atas bentrokan maut di Kiev.

"Saya mengajak semua pihak menghentikan kekerasan dan mengupayakan kesepakatan serta perdamaian untuk negeri itu," katanya.

Semua pihak terlibat dalam kekerasan di Ukraina harus sangat menahan diri, kata ketua hak asasi manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa Navi Pillay pada Rabu.

"Saya mengulangi seruan saya untuk menghormati hak majelis perdamaian, sebagaimana hukum hak asasi manusia antarbangsa harus dihormati," kata pernyataan Pillay.

"Saya juga meminta penyelidikan segera dan mandiri unutk menetapkan bukti dan tanggung jawab, termasuk kemungkinan penggunaan kekuatan berlebihan dan menjamin pertanggungjawaban atas bentrokan mematikan itu," tambahnya.

Ukraina di ambang perang saudara, yang dikobarkan Barat, kata anggota utama parlemen Rusia urusan luar negeri pada Selasa.

Alexei Pushkov, ketua panitia urusan luar negeri majelis rendah, mengutuk kekerasan mematikan di Kiev -sedikit-dikitnya tujuh orang tewas pada Selasa- sebagai upaya merebut kekuasaan melalui kekacauan dan pelanggaran hukum, dalam tanggapan kepada kantor berita Interfax.

"Saya menganggap sejumlah besar tanggung jawab itu jatuh pada Barat dan politisi Barat, yang selalu menekan pemerintah Ukraina," kata Pushkov.

Ia menyatakan negara Barat mencegah pemerintah menindak kelompok ultra-radikal itu, yang menembaki polisi dan pasukan khusus serta membawa ke perang saudara.

"Berbicara tentang kebutuhan melindungi kehendak demokratis rakyat Ukraina dan gerakan menekan pemerintah Ukraina bisa juga menyebabkan perang saudara dimulai di sana," tambahnya.

"Bahkan, itu sudah ada, dalam bentuk janin," katanya tegas.

Kementerian luar negeri Rusia sebelumnya menyalahkan kebijakan negara Barat atas bentrokan tersebut.

"Yang terjadi adalah dampak langsung kebijakan diam-diam di antara politisi Barat dan lembaga Eropa, yang menutup mata terhadap tindakan garang pasukan radikal Ukraina," kata pernyataan kementerian tersebut.

Polisi Ukraina menggunakan meriam air pada Selasa untuk membubarkan pengunjuk rasa di alun-alun Kiev, yang mereka duduki, kata gambar televisi.

Pengunjuk rasa menentang pemerintah tampak melemparkan bom bensin, kembang api dan batu ke arah polisi antihuru-hara dan membakar tumpukan ban serta kayu untuk menghalangi petugas, yang berusaha memasuki Lapangan Merdeka, demikian AFP.

(B002/B012) 


Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014