"Kebakaran hutan dan lahan sudah terjadi berulang-ulang sehingga masing-masing daerah perlu membuat rencana aksi penanggulangan," kata Agung Laksono ketika dihubungi, Senin.
Agung mengemukakan pemerintah daerah juga harus lebih proaktif mengoordinasikan langkah-langkah konkret terkait dengan kebakaran hutan dan lahan.
"Salah satunya menggelar rapat koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan dan pihak yang terkait dengan persoalan kebakaran hutan dan lahan," katanya.
Agung juga mengatakan jika diperlukan, pemerintah daerah harus menetapkan status siaga darurat bencana asap manakala terjadi bencana kebakaran hutan dan lahan.
Sementara itu, salah satu daerah yang mengalami kabut asap yakni Kota Pekanbaru. Riau, hingga Senin dilaporkan masih mengalami masalah pencemaran udara.
Dinas Kesehatan Provinsi Riau menyatakan asap sisa kebakaran lahan dan hutan terus menyebabkan polusi udara di Kota Pekanbaru sehingga indeks pencemaran kini dalam status tidak sehat.
Berdasarkan data BMKG Stasiun Pekanbaru, pantuan satelit Terra & Aqua pada Senin pagi menunjukan titik panas di Sumatera mencapai 1.398 titik.
Provinsi Riau menjadi penyumbang terbanyak, yakni 1.234 titik yang merupakan rekor terbanyak selama bulan ini.
Asap pekat terus menyelimuti Kota Pekanbaru dan mengganggu aktivitas Bandara Sultan Syarif Kasim II sehingga beberapa penerbangan terpaksa ditunda dan ada yang dialihkan akibat jarak pandang menurun drastis.
(W004/I007)
(W004/I007)
Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014