Abu vulkanik Kelud akan dijadikan pupuk pelet

24 Februari 2014 22:47 WIB
Abu vulkanik Kelud akan dijadikan pupuk pelet
ilustrasi TNI Bantu Bersihkan Rumah Warga Kelud Anggota TNI-AD Yonif 516/CY Branjangan Surabaya membersihkan atap rumah warga yang penuh pasir material vulkanik erupsi Gunung Kelud di Desa Kebonrejo, Kecamatan Kepung, Kediri, Jawa Timur, Sabtu (22/2). (ANTARA FOTO/Rudi Mulya)

Hal itu kami lakukan karena abu vulkanik Gunung Kelud bisa dimanfaatkan untuk menyuburkan tanah dan lahan pertanian,"

Yogyakarta (ANTARA News) - Tim peneliti Universitas Muhammadiyah Yogyakarta akan menjadikan abu vulkanik dampak erupsi Gunung Kelud di Jawa Timur sebagai bahan penelitian untuk pembuatan pupuk pelet yang bermanfaat menyuburkan tanah dan lahan pertanian.

"Hal itu kami lakukan karena abu vulkanik Gunung Kelud bisa dimanfaatkan untuk menyuburkan tanah dan lahan pertanian," kata koordinator tim peneliti yang juga pakar pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Gunawan Budiyanto di Yogyakarta, Senin.

Menurut dia, abu vulkanik Kelud lebih lembab karena bersifat higroskopis atau mudah menyerap kelembaban lingkungan. Selain itu, kandungan mineralnya juga banyak besinya, dan kadar air yang dikandungnya dalam kondisi kering bisa mencapai 8-10 persen.

"Abu Kelud itu juga memiliki kandungan besi, mangan, silikat, aluminium, kalsium, kalium, dan fosfor. Jadi, abu itu kalau sudah menjadi pupuk, bisa menjadi cadangan jangka panjang," kata Wakil Rektor I UMY itu.

Ia mengatakan abu vulkanik Kelud ketika sampai di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi lebih halus karena menempuh jarak yang lebih jauh, yakni sekitar 300 kilometer. Selain itu, kandungan pasirnya tidak ikut terbawa angin.

"Abu vulkanik Kelud yang lebih halus itu memiliki kelebihan dibandingkan dengan abu Gunung Merapi dalam pemanfaatannya. Abu yang lebih halus itu lebih mudah untuk mengikat air," katanya.

Dengan demikian, menurut dia, waktu yang dibutuhkan untuk pengolahannya menjadi pupuk tanaman dan bahan untuk memperbaiki sifat tanah akan lebih singkat karena abu sudah terpisah dengan material lain seperti pasir.

Ia mengatakan abu vulkanik dari letusan Gunung Kelud itu terlebih dahulu akan diteliti mengenai sebaran abunya, sifat-sifat fisika tentang teksturnya atau distribusi diameter partikel tanahnya, kemampuannya untuk menyimpan air, dan mengukur pH atau tingkat keasamannya.

"Ketika kami ukur pH-nya sekitar 5,5, sehingga tidak mengganggu tanaman. Jadi, kami berharap abu dari Kelud itu juga bisa digunakan untuk hal-hal yang berguna," katanya.(*)

Pewarta: Bambang Sutopo Hadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014